Rendahnya minat pelajar bahkan masyarakat terkait sejarah dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Ulandari dalam Risalah Kebijakan Kemendikbud Tahun 2021, sebanyak 51% siswa mengaku tidak mengikuti sejarah dan 77% siswa menyatakan tidak aktif dalam pelajaran sejarah di lingkup SMA. Hal tersebut diperparah dengan arus globalisasi yang terus meningkat di lingkungan masyarakat urban. Berkurangnya pemahaman dan rendahnya minat sejarah pada masyarakat dari suatu bangsa bahkan negara akan mempengaruhi pemahaman dan penghargaan terhadap prinsip-prinsip demokrasi (Wineburg, 2019). Salah satu solusi dalam meningkatkan pembelajaran akan sejarah secara menyenangkan yaitu melalui pengalaman nyata dengan terjun ke lapangan atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah secara langsung. Disampaikan melalui Risalah Kebijakan Kemendikbud (2021) yang menggarisbawahi pentingnya pembelajaran sejarah lokal dan keterlibatan komunitas sejarah untuk mengembalikan ketertarikan masyarakat terutama generasi muda terhadap sejarah. Adapun salah satu komunitas sejarah yang melakukan kegiatan jelajah sejarah di Kota Surakarta adalah Soerakarta Walking Tour. Soerakarta Walking Tour ini mulai ramai diminati oleh kalangan masyarakat ketika era pasca pandemi melalui laman media sosialnya. Kegiatan Soerakarta Walking Tour yang dibagikan di media sosialnya banyak menarik para wisatawan untuk melakukan atau mengikuti kegiatan jalan-jalan belajar sejarah di beberapa titik Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif serta studi kepustakaan. Upaya penelitian ini untuk memperlihatkan terdapat kolaborasi pembelajaran sejarah menggunakan e-wom communication melalui Soerakarta Walking Tour yang membantu meningkatkan ketertarikan akan sejarah terutama sejarah Kota Surakarta. Kata Kunci: e-wom, sejarah, komunikasi, soerakarta walking tour