Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memprediksi dinamika harga beras kualitas premium pada tingkat penggilingan di Indonesia menggunakan metode time series model ARIMA. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari publikasi resmi Badan Pusat Statistik (BPS) periode 2013–2023, dalam satuan Rupiah per kilogram (Rp/Kg). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan tahapan analisis meliputi uji stasioneritas menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test, identifikasi model melalui Autocorrelation Function (ACF) dan Partial Autocorrelation Function (PACF), serta penentuan model terbaik berdasarkan kriteria Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), dan uji residual Ljung-Box Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data harga beras premium tidak stasioner pada level, namun menjadi stasioner setelah dilakukan diferensiasi pertama (perbedaan pertama). Model terbaik yang diperoleh adalah ARMA(1,1) dengan nilai R-Square tertinggi sebesar 0,9719, AIC terendah (-5,04), dan residu bersifat acak (white noise). Berdasarkan hasil peramalan, harga beras premium tahun 2024 diperkirakan stabil dengan kecenderungan menurun dari Rp9.502 pada Januari menjadi Rp9.476 pada Desember. Hasil ini menunjukkan bahwa pasar beras Indonesia relatif terkendali tanpa adanya harga yang signifikan. Temuan ini dapat menjadi dasar bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan pengendalian harga beras, menjaga keseimbangan kepentingan petani dan konsumen, serta memperkuat ketahanan pangan nasional.