Kalurahan Baciro, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta memiliki kepadatan penduduk tinggi, yaitu 8.882 jiwa/km² dengan keterbatasan lahan terbuka, termasuk untuk pertanian. Kondisi ini berdampak pada terbatasnya akses masyarakat terhadap pangan segar dan meningkatnya ketergantungan pada pasokan dari luar wilayah. Selain itu, masih terdapat 372 KK yang tergolong Keluarga Menuju Sejahtera (KMS), sehingga aspek ketahanan pangan dan kesejahteraan ekonomi menjadi tantangan penting. Padahal, dengan topografi datar dan iklim tropis yang mendukung, Baciro memiliki potensi besar untuk pengembangan urban farming. Program ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan melalui edukasi dan pendampingan kepada masyarakat, khususnya Kelompok Tani Ngremboko. Kegiatan dilaksanakan selama lima bulan (April–Agustus 2025) dengan tahapan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan, monitoring, dan evaluasi. Materi pelatihan meliputi teknik budidaya sayuran dengan polybag, pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati, serta pemanfaatan media sosial untuk pemasaran. Selain itu, petani juga diajak mengikuti kegiatan pembelajaran di kampus untuk memperdalam ilmu pertanian, memperluas wawasan, dan memperkuat jejaring akademik dan praktisi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan keterampilan anggota kelompok tani dalam budidaya sayuran pekarangan, kemampuan memproduksi pupuk organik dan pestisida nabati, serta penerapan pemasaran digital. Kebun percontohan berhasil menjadi pusat edukasi dan praktik, sementara kegiatan kunjungan kampus memperkuat motivasi dan kapasitas pengetahuan petani. Program ini berdampak positif terhadap pola pikir masyarakat mengenai kemandirian pangan sekaligus memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan ekonomi.