Peribahasa dalam bahasa Jepang disebut dengan kotowaza. Kotowaza dalam bahasa Jepang sendiri adalah kata-kata pendek yang diceritakan secara turun temurun sejak dahulu kala, yang berisi kebenaran, sindiran, satire, dan pelajaran moral. Dalam penelitian kali ini penulis menitik beratkan pada kotowaza yang ada dalam anime Junjou Romantica 1 dan 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna konotatif atau makna denotatif yang terkandung dalam kotowaza yang ada dalam anime Junjou Romantica 1 dan 2serta mencari tahu termasuk kedalam klasifikasi peribahasa manakah kotowaza tersebut. Kemudian mencari tahu apakah kotowaza tersebut memiliki padanan makna dengan peribahasa Indonesia.Hasil dari penelitian ini terdapat 24 kotowazayang ada dalam anime Junjou Romantica 1 dan 2. Semua kotowazamengandung makna denotatif dan hanya empat kotowazayang mengandung makna konotatif, yaitu å©ã‘よã•らã°é–‹ã‹ã‚Œã‚“ (tatakeyosaraba hirakaren), 袖ã™ã‚Šã‚ã†ã‚‚他生ã®ç¸ (sode suriau mo tashou no en), 月ã«å¢é›²èбã«é¢¨ (tsuki ni murakumo hana ni kaze), dan ç¸ã¯ç•°ãªã‚‚ã® (en wa inamono). Kemudian terdapat tiga kotowaza yang tidak memiliki padanan makna dengan peribahasa Indonesia, yaituæ—…ã®æ¥ã¯æŽ»ãæ¨ã¦ (tabi no haji wa kakisute), 一度ã‚ã‚‹ã“ã¨ã¯äºŒåº¦ã‚ã‚‹ (ichido aru koto wa nido aru), dan二度ã‚ã‚‹ã“ã¨ã¯ä¸‰åº¦ã‚ã‚‹ (nido aru koto wa sando aru). A proverb in Japanese language is called as kotowaza. Kotowaza in Japanese language itself is used as advice, satire, warning, moral lesson as well as life motivation. In this study, the researcher focuses on kotowaza in anime called Junjou Romantica 1 and 2. This study aims to find out if there are any connotative or denotative meaning contained in anime  Junjou Romantica 1 and 2as well as to find out its proverb classification. Finally, this study also tries to find out whether the proverb has an equivalent in Indonesian proverb or not. The result shows that there are 24 proverbs found in anime Junjou Romantica1and 2. All the proverbs have denotative meanings and only four proverbs have connotative meanings,such aså©ã‘よã•らã°é–‹ã‹ã‚Œã‚“ (tatakeyosaraba hirakaren), 袖ã™ã‚Šã‚ã†ã‚‚他生ã®ç¸ (sode suriau mo tashou no en), 月ã«å¢é›²èбã«é¢¨ (tsuki ni murakumo hana ni kaze), ç¸ã¯ç•°ãªã‚‚ã® (en wa inamono). And there are only three proverbs that do not have any equivalents in Indonesian proverbs, such as æ—…ã®æ¥ã¯æŽ»ãæ¨ã¦ (tabi no haji wa kakisute), 一度ã‚ã‚‹ã“ã¨ã¯äºŒåº¦ã‚ã‚‹ (ichido aru koto wa nido aru),and二度ã‚ã‚‹ã“ã¨ã¯ä¸‰åº¦ã‚ã‚‹ (nido aru koto wa sando aru).