Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Analisis Kesalahan Penggunaan Hyoogen “temo ii” Dalam Bahasa Jepang Pada Mahasiswa Upi Bandung Juangsih, Juju; Aneros, Noviyanti
Lingua Cultura Vol 5, No 1 (2011): Lingua Cultura Vol. 5 No. 1
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/lc.v5i1.371

Abstract

This research will study the use of “temo ii” of 31 students seventh semester in UPI. This study uses analysis descriptive method by collecting data from students to take 20 questions. It can be concluded that the understanding of the use of “temo ii” of students show good scores about 53,39 % at average. There are three students who get 14 points (70%) which is the highest score. On the otherhand there is one student who gets 5 points (25%) which is the lowest score. Although the result shows they are above average, but some students still missuse the word “temo ii”. Moreover, they think the word “boleh” in Indonesia can be replaced by “temo ii”. However, the word “boleh” can not usualy be defined by “temo ii”.
EFEKTIVITAS METODE PQ4R TEKNIK “TEMUKAN KESALAHANNYA DULU” DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA JEPANG (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016) Nurkamilah, Siti Hadianti; Aneros, Noviyanti; Judiasri, Melia Dewi
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i2.3836

Abstract

Abstrak. Dalam pembelajaran membaca bahasa Jepang, seringkali siswa mengalami kesulitan dalam membaca dan memahami isi bacaan karena banyaknya huruf, kosakata, dan pola kalimat bahasa Jepang. Dalam membaca, siswa tidak hanya membaca saja melainkan siswa harus memahami isi bacaan tersebut. Hal ini dikenal dengan membaca pemahaman (dokkai). Dokkai bukanlah hal yang sederhana, sehingga diperlukan sebuah metode yang dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca bahasa Jepang terutama kesulitan terhadap dokkai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerepan metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dengan teknik “temukan kesalahannya dulu” dalam pembelajaran membaca bahasa Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian yaitu one group, pretest-posttest design. Sampel penelitian ini sebanyak 25 orang yang diambil dari populasi siswa kelas XI SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui nilai t hitung sebesar 7,03. Nilai t tabel sebesar 2,06 pada taraf signifikansi 5% dan 2,80 pada taraf signifikansi 1%. Dengan demikian, diperoleh hasil t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel pada taraf signifikansi 1% (7,03 2,80). Dengan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan membaca  bahasa Jepang siswa sebelum dan setelah perlakuan dengan menggunakan metode PQ4R teknik “temukan kesalahannya dulu”.  Kata kunci: metode PQ4R, teknik “temukan kesalahannya dulu”, membaca bahasa Jepang. Abstract. In the learning of the Japanese, students having difficulty in reading and understanding the contents of the Japanese, for example, Japanese characters, the number of vocabulary, and the sentence patterns in Japanese. In Japanese reading learning, students not only read but they have to understanding about content. This is called reading comprehension (dokkai). Dokkai is not a simple things. Therefore, a method that can overcome those difficulties in needed, especially the difficulty of dokkai. The purpose of this study was to describe the application of PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) method with the specific technique "find the mistake first" in learning to read Japanese. This research is a quasi-experimental research using the design of one group, pretest-posttest design. The research sample are 25 students drawn from the population of students of class XI SMAN 15 Bandung in Academic Year 2015/2016. The instruments used were  tests and questionnaire. Based on the analysis, the t-count is 7.03. The t-table value is 2.06 at the 5% significance level and 2.80 at 1% significance level. Thus, according to the result, t-countis greater than t-table at a significance level of 1% (7.03 2.80).  Therefore it can be concluded that there are significant differences in the students ability to read Japanese before and after the treatment using the PQ4R method with "find the mistake first" techniques. Keywords: PQ4R method, "find the mistake first" techniques, Japanese reading.
EFEKTIVITAS METODE CARD SORT TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT HURUF HIRAGANA DALAM BAHASA JEPANG Rahmi, Ulfia; Aneros, Noviyanti; Judiasri, Melia Dewi
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i2.3837

Abstract

Abstrak. Dalam pengajaran bahasa Jepang, huruf hiragana merupakan salah satu unsur penting dan harus dikuasai guna menunjang kelancaran berkomunikasi dengan bahasa Jepang baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu dibutuhkan metode pengajaran yang sistematis dan menarik agar tujuan pembelajaran tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Metode Card Sort Terhadap Kemampuan Mengingat Huruf Hiragana Dalam Bahasa Jepang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen murni. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Populasi yang digunakan adalah peserta didik kelas XI SMK PGRI 1 Cimahi tahun ajaran 2015/2016, dan sebagai sampel penelitian ini adalah 25 orang kelas XI AK sebagai kelas kontrol yang tidak menggunakan metode Card Sort dan 25 orang kelas XI AP1 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan metode  Card Sort.Dari hasil analisis data diketahui nilai rata-rata peserta didik kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan sebesar 30,92 dan setelah diberikan perlakuan diperoleh nilai sebesar 91,68. Dengan menggunakan perhitungan komparatif, nilai t hitung sebesar 17,13 dengan db=48 pada taraf signifikasi 5% = 2,01 dan 1% = 2,68. Karena t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis kerja dalam penelitian diterima. Hal ini berarti bahwa metode Card Sort efektif dalam meningkatkan kemampuan mengingat huruf hiragana dalam bahasa Jepang.Berdasarkan hasil analisis angket diketahui hampir seluruh responden setuju bahwa metode Card Sort merupakan metode yang menarik, dapat meningkatkan penguasaan huruf hiragana dan metode Card Sort bisa digunakan sebagai alternatif untuk pembelajaran bahasa Jepang. Kata Kunci : card sort terhadap huruf hiraganaAbstract. In the Japanese language teaching, hiragana is an important element and must be controlled to support communication smoothly with Japanese language, both in orally and writing. Therefore, it needs a systematic and interesting teaching method to achieve the learning purpose. This study aims to determine the effectiveness of Card Sort method to wards the ability on remembering Japanese Hiragana letters.The method used in this research is a quantitative study using true experimental method. The instrument used in this study is a test and questionnaire. The population used is students in class XI of  SMK PGRI 1 Cimahi, the academic year 2015/2016 and 25 students of class XI AK is the research samples of control class which is not using Card Sort and 25 students of class XI AP1 as the experiment class which uses Card Sort method. From the analysis of the data found, the average value of the experimental class students before given treatment equal to 30.92 and after given the treatment obtained a value of 91.68. By using a comparative calculation, t value of 17.13 with db = 48 at the 5% significance level = 2.01 and 1% = 2.68. Because t is greater than t table, then the working hypotheses in the study is received. It means that the Card Sort method is effective in improving the ability on remembering Hiragana in Japanese.Based on the results of questionnaire analysis, it is known that almost all of the respondents agree that the method Card Sort is an interesting method, can improve the mastery of Hiragana and Card Sort method can be used as an alternative to learning Japanese. Keywords : card sort towards hiragana letters
PENGGUNAAN DIALEK KANSAI DALAM ANIME DETECTIVE CONAN EPISODE 651 Raversa, Aulia; Dahidi, Ahmad; Aneros, Noviyanti
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i2.3292

Abstract

AbstrakBerdasarkan World Investment Report 2015 yang dirilis pada tanggal 25 Juni 2015 oleh sebuah oraganisasi di bawah naungan perserikatan (PBB) bernama United Nations Conference Trade and Development (UNCTAD),  Indonesia adalah negara yang mengalami pertumbuhan penanaman modal tertinggi di Asia Tenggara yaitu sebanyak 20% dengan investor terbesarnya adalah Jepang. Besarnya investor Jepang berbanding lurus dengan besarnya jumlah tenaga kerja yang mampu berbahasa Jepang yang dibutuhkan. Dalam dunia kerja komunikasi dan bahasa sebagai alat komunikasi sangatlah dibutuhkan. Bahasa itu beragam, di Jepang sendiri terdapat 28 dialek. Dialek Kansai dengan rasio penggunaan 1:6 menjadi dialek digunakan terbanyak kedua setelah bahasa Jepang standar. Terdapat perbedaan pengucapan, tata bahasa dan kosakata antara dialek Kansai dan bahasa Jepang standar.  Berangkat dari fakta tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada miskomunikasi yang muncul akibat ketidaktahuan terhadap dialek Kansai dalam anime Detective Conan episode 651 yang mengambil latar dunia kerja. Dengan metode penelitian deskriptif, diketahui bahwa ketidaktahuan terhadap dialek Kansai dapat menimbulkan miskomunikasi yang berakibatkan kesalahpahaman. Miskomunikasi terbesar didapat karena ketidaktahuan bahwa dalam dialek Kansai jibun dapat berarti saya dan amechan berarti permen. Selain itu juga diketahui bahwa dalam dialek Kansai rasa asin disebut dengan karai dan penggunaan dialek Kansai dengan cara yang buruk dapat membuat marah orang Kansai yang sangat bangga dan menghargai dialek Kansai. Kata kunci: Bahasa Jepang standar, dialek Kansai, miskomunikasi  AbstractBased on World Investment Report 2015 that  has been released on 25 June2015 by an organization under United Nation (UN) named United Nations Conference Trade and Development (UNCTAD), Indonesia is a country that is experiencing the highest investment growth in Southeast Asia as much as 20%, with Japan as the biggest investor.  Japanese investment rate is directly proportional with the number of requiring workers who can speak Japanese. On working life communication and language as one of the communication tool is really necassery. Language has many varieties, in Japan there are 28 kinds of dialect. Kansai Dialect with 1: 6 of using ration, is the secondnumbermost uses in Japan after standard Japanese. Based on that fact this reasearch is to find is there any miscommnication that occure due to the-do-not-know about Kansai dialect on Detective Conan anime episode 651 with work life is the background. By using descriptive research method ascertainable that the-do-not-know about Kansai dialect can cause miscommunication that lead to misunderstanding. Biggest miscommunication occurred because the-don-not-now that jibun in Kansai dialect can be translated as me and amechan means candy. Beside that we also know that salty in Kansai dialect is karai and using Kansai dialect in poor way can make Kansai people angry due to their pride and  appreciate toward Kansai dialect. Keyword : Standard  Japanese, Kansai dialect, miscommunication
THE EFFECTIVENESS OF USING MEGURO LANGUAGE CENTER FLASH MEDIA IN JAPANESE INTRANSITIVE AND TRANSITIVE VERB PAIRS LEARNING (True Experimental Research for Second Grade Students of UPI’s Japanese Language Education Departement) Haryani, Nia; Aneros, Noviyanti; Herniwati, Herniwati
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i2.3839

Abstract

Abstract. Japanese intransitive and transitive verb pairs (jidoushi and tadoushi pairs) are still one of difficult things for Japanese language learners. Results of questionnaire mentioned that difficulties experienced by a student are distinguish between intransitive and transitive verb pairs, and use of intransitive and transitive verb pairs in Japanese sentence. Therefore, we have to use an effective media on intransitive and transitive verb pairs learning, on purpose to decrease that difficulties. The purpose of this research are (1) to know any significant difference in learners ability in intransitive and transitive verb pairs vocabulary and know how to using intransitive and transitive verb pairs in Japanese sentence before and after using Meguro language center (MLC) flash media; (2) to determine the effectiveness of using MLC flash media in intransitive and transitive verb pairs learning; (3) to determine learners response of using MLC flash media in intransitive and transitive verb pairs learning. This research use the true experiment design, and also use the test and questionnaire to get some data’s. The research object is second grade students of UPI’s Japanese language education departement of the academic year 2015/2016, and the samples are students at 4B as experimental group and students 4C as control group. From the result of data analysis obtained that value is 2,46 and value is 2,07 at 5% significance level. Because is greater than so Hk accepted. Then from normalized gain mean, experimental group gained 0,67 is approving of MLC flash media is more effective as compared with text media. In addition, analysis of questionnaire showed that student has given a positive response to application of MLC flash media. Keywords : Japanese intransitive and transitive verb pairs, jidoushi and tadoushi pairs, learning media, flash, Meguro language center  Abstrak. Bagi pembelajar bahasa Jepang, jidoushi dan tadoushi berpasangan masih menjadi hal yang sulit. Hasil angket menyebutkan bahwa kesulitan yang dialami pembelajar adalah kesulitan dalam membedakan jidoushi dan tadoushi berpasangan dan kesulitan dalam penggunaan kedua verba tersebut dalam suatu kalimat. Diperlukan suatu media yang efektif dalam pembelajaran jidoushi dan tadoushi berpasangan agar kesulitan tersebut dapat dikurangi. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan mengenai kemampuan pembelajar dalam menguasai kosakata dan memahami penggunaan jidoushi dan tadoushi berpasangan sebelum dan sesudah proses pembelajaran menggunakan media flash Meguro language center (MLC); (2) untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan media flash MLC terhadap kemampuan pembelajar dalam menguasai kosakata dan memahami penggunaan jidoushi dan tadoushi berpasangan; (3) untuk mengetahui tanggapan pembelajar terhadap penggunaan media flash MLC dalam pembelajaran jidoushi dan tadoushi berpasangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen murni. Adapun instrumen yang digunakan, yaitu tes dan angket. Sampel yang digunakan yaitu mahasiswa tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2015/2016 kelas 4B sebagai kelompok eksperimen dan kelas 4C sebagai kelompok kontrol yang masing-masing kelas diambil sebanyak 12 orang. Dari hasil analisis data setelah melakukan penelitian, diperoleh nilai sebesar 2,46 dan nilai 2,07 pada taraf signifikansi 5%. Karena hasil lebih besar dari  maka Hk diterima. Kemudian dari nilai rata-rata normalized gain kelas eksperimen yaitu sebesar 0,67 membuktikan bahwa menggunakan media flash MLC lebih efektif dibandingkan dengan media teks. Kemudian berdasarkan pengolahan angket menunjukan bahwa pembelajar memberikan respon yang positif terhadap penggunaan media flash MLC. Kata kunci : Jidoushi dan tadoushi berpasangan, media pembelajaran, flash,  Meguro language center
ANALISIS MAKNA KOTOWAZA(PERIBAHASA) BAHASA JEPANG DALAM ANIME JUNJOU ROMANTICA 1 DAN 2 Saputra, Aa; Aneros, Noviyanti; Herniwati, Herniwati
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 3 (2016): December 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i3.5567

Abstract

Peribahasa dalam bahasa Jepang disebut dengan kotowaza. Kotowaza dalam bahasa Jepang sendiri adalah kata-kata pendek yang diceritakan secara turun temurun sejak dahulu kala, yang berisi kebenaran, sindiran, satire, dan pelajaran moral. Dalam penelitian kali ini penulis menitik beratkan pada kotowaza yang ada dalam anime Junjou Romantica 1 dan 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna konotatif atau makna denotatif yang terkandung dalam kotowaza yang ada dalam anime Junjou Romantica 1 dan 2serta mencari tahu termasuk kedalam klasifikasi peribahasa manakah kotowaza tersebut. Kemudian mencari tahu apakah kotowaza tersebut memiliki padanan makna dengan peribahasa Indonesia.Hasil dari penelitian ini terdapat 24 kotowazayang ada dalam anime Junjou Romantica 1 dan 2. Semua kotowazamengandung makna denotatif dan hanya empat kotowazayang mengandung makna konotatif, yaitu 叩けよさらば開かれん (tatakeyosaraba hirakaren), 袖すりあうも他生の縁 (sode suriau mo tashou no en), 月に叢雲花に風 (tsuki ni murakumo hana ni kaze), dan 縁は異なもの (en wa inamono). Kemudian terdapat tiga kotowaza yang tidak memiliki padanan makna dengan peribahasa Indonesia, yaitu旅の恥は掻き捨て (tabi no haji wa kakisute), 一度あることは二度ある (ichido aru koto wa nido aru), dan二度あることは三度ある (nido aru koto wa sando aru). A proverb in Japanese language is called as kotowaza. Kotowaza in Japanese language itself is used as advice, satire, warning, moral lesson as well as life motivation. In this study, the researcher focuses on kotowaza in anime called Junjou Romantica 1 and 2. This study aims to find out if there are any connotative or denotative meaning contained in anime  Junjou Romantica 1 and 2as well as to find out its proverb classification. Finally, this study also tries to find out whether the proverb has an equivalent in Indonesian proverb or not. The result shows that there are 24 proverbs found in anime Junjou Romantica1and 2. All the proverbs have denotative meanings and only four proverbs have connotative meanings,such as叩けよさらば開かれん (tatakeyosaraba hirakaren), 袖すりあうも他生の縁 (sode suriau mo tashou no en), 月に叢雲花に風 (tsuki ni murakumo hana ni kaze), 縁は異なもの (en wa inamono). And there are only three proverbs that do not have any equivalents in Indonesian proverbs, such as 旅の恥は掻き捨て (tabi no haji wa kakisute), 一度あることは二度ある (ichido aru koto wa nido aru),and二度あることは三度ある (nido aru koto wa sando aru).
TRANSFORMATION OF JAPANESE CULTURE FOR INCREASING JAPANESE COMMUNICATIVE COMPETENCE Herniwati, Herniwati; Aneros, Noviyanti
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 3, No 1 (2018): JAPANEDU Volume 3 Issue 1, June 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v3i1.11240

Abstract

This study aims to assess the preparation of the design model of learning, teaching materials conversational skills for intermediate level, which focuses on the transformation of Japanese culture as innovation and efforts to improve speaking skills in learning Chukyu Kaiwa. This research uses the Research and Development (R D) and experiment. The result shows asignificant increase in students’ Japanese speaking skills and their understanding of Japanese culture. The transformation of Japanese culture is able to attract the students to compare and find similarities with Indonesian culture.
Using Vlog in Shokyu Kaiwa's Course to Improve Students’ Speaking Ability Judiasri, Melia Dewi; Aneros, Noviyanti; Herniwati, Herniwati
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 4, No 2 (2019): JAPANEDU Volume 4 Issue 2, December 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v4i2.19534

Abstract

The evaluation of Shokyu Kaiwa1 and Shokyu Kaiwa2 courses (basic speaking level 1 and 2) were mainly conducted using role play method, where students in pairs conducted a conversation about a theme within a predetermined duration of time. It is known that this kind of evaluation is considered to be less optimal to explore students' speaking abilities. Conversational material only revolves around simple everyday conversations that have been memorized before, and it is possible that they only memorize certain parts of the conversation. With this background, in this research, a method of evaluation that is approximated to be able to explore the ability to speak more optimally is done through vlog (video blogging) which has recently become a popular thing, especially among young people. This research is a descriptive study, with a sample of the Japanese language students major in the second semester of the year 2018 in Universitas Pendidikan Indonesia. The step taken in this study was stimulating students to prepare what must be discussed first, such as giving a variety of material relating to Japanese culture or Japanese habits. The results of this study showed that the students' speaking ability is increased, and students are conveying the conversation materials more freely. The sentence patterns used by students was not limited to the material that has been taught, but exceeded the sentence patterns given in the second semester. Further, students are able to develop the story materials given previously. Thus, it is known that the use of vlogs in evaluating the learning of the Shokyu Kaiwa course had a positive impact on improving the speaking skills of Japanese Language Education students.
Penerapan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Menulis Karangan Bahasa Jepang (Sakubun) Aneros, Noviyanti; Permatasari, Intan; Bachri, Aep Saeful; Juangsih, Juju
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 4, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.4239

Abstract

Keterbatasan ide/gagasan, kurangnya penguasaan kosakata dan gramatika bahasa Jepang menjadi faktor penyebab pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan untuk menuangkan dan mengembangkan ide ketika menulis karangan bahasa Jepang (sakubun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media audiovisual dapat membantu pembelajar untuk menuangkan dan mengembangkan ide/gagasan ketika menulis karangan bahasa Jepang (sakubun). Pengumpulan dan analisis data diperoleh dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dengan rancangan One Grup Pre-Test and Post-test Design. Penelitian ini melibatkan 19 orang pembelajar bahasa Jepang yang sedang mengambil mata kuliah menulis tingkat menengah (chukyu sakubun) di salah satu universitas di Bandung.  Instrumen pengambilan data menggunakan tes tulis, observasi dan angket. Dari hasil analisis data terbukti bahwa ada kenaikan nilai rata-rata secara signifikan setelah menggunakan media audiovisual pada pembelajaran sakubun, yaitu dilihat dari nilai rata-rata pretest, 54,5 menjadi 86,1 untuk rata-rata nilai posttest. Selain itu, data angket menunjukkan sebagian besar pembelajar setuju, penggunaan media audiovisual dapat membantu mereka dalam pembelajaran menulis karangan bahasa Jepang (sakubun).  
Penerapan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Menulis Karangan Bahasa Jepang (Sakubun) Aneros, Noviyanti; Permatasari, Intan; Bachri, Aep Saeful; Juangsih, Juju
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 4, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.4239

Abstract

Keterbatasan ide/gagasan, kurangnya penguasaan kosakata dan gramatika bahasa Jepang menjadi faktor penyebab pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan untuk menuangkan dan mengembangkan ide ketika menulis karangan bahasa Jepang (sakubun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media audiovisual dapat membantu pembelajar untuk menuangkan dan mengembangkan ide/gagasan ketika menulis karangan bahasa Jepang (sakubun). Pengumpulan dan analisis data diperoleh dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dengan rancangan One Grup Pre-Test and Post-test Design. Penelitian ini melibatkan 19 orang pembelajar bahasa Jepang yang sedang mengambil mata kuliah menulis tingkat menengah (chukyu sakubun) di salah satu universitas di Bandung.  Instrumen pengambilan data menggunakan tes tulis, observasi dan angket. Dari hasil analisis data terbukti bahwa ada kenaikan nilai rata-rata secara signifikan setelah menggunakan media audiovisual pada pembelajaran sakubun, yaitu dilihat dari nilai rata-rata pretest, 54,5 menjadi 86,1 untuk rata-rata nilai posttest. Selain itu, data angket menunjukkan sebagian besar pembelajar setuju, penggunaan media audiovisual dapat membantu mereka dalam pembelajaran menulis karangan bahasa Jepang (sakubun). Â