Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PKM Pelatihan Tentang Kriya Tekstil Pemanfaatan Limbah Kain Perca dalam Pembuatan Kreatif Fabric Menggunakan Teknik Jahit Yoyo menjadi Busana Daur Ulang (Art wear) pada Kader TP. PKK Kelurahan Pekan Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Hasibuan, Elfi Husnita; S.Pd.,M.Ds., Khairunnisa Butar-Butar,; dwi meilasari, retno desti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol. 6 No. 1 (2024): Vol.6 No. 1 April 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v6i1.1281

Abstract

Industri kreatif adalah industri tersendiri dengan penampilan pada keunggulan kreativitas dalam menghasilkan desain – desain kreatif yang melekat pada produk barang / jasa yang dihasilkan. Industri kreatif merupakan kumpulan dari sektor – sektor industri yang mengutamakan kreativitas dan inovasi sebagai modal utama dalam menghasilkan suatu produk. Industri kriya tekstil dalam hal ini dapat dipandang sebagai komponen inti dari suatu industri kreatif dimana implementasinya bisa dikembangkan untuk mendukung nilai tambah produk sehingga dapat dijadikan industri unggulan. Pada komponen industri kreatif, modal utama nya adalah intelektual dengan unsur seni, budaya, teknologi dan bisnis. Penggalian potensi untuk menemukan peluang bisnis dapat dilakukan dengan mengupgrade kemampuan dan keterampilan para ibu – ibu kader PKK kelurahan pekan tanjung morawa dengan meningkatkan kreativitas dan inovasi yang up to date dalam pemanfaatan limbah kain perca untuk pembuatan busana daur ulang yang kontemporer. Konsep Zero waste ini menjadi trend fesyen yang mengusung konsep fesyen ramah lingkungan (sustainable) berkelanjutan untuk menjaga alam dari sumber sampah terbesar di muka bumi dan membuka peluang bisnis / wirausaha di bidang keterampilan bagi ibu – ibu TP PKK Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Kreatif fabric atau manipulasi fabric adalah Menurut Wolf (1996), Manipulating Fabric atau manipulasi kain adalah suatu teknik menghias bahan dengan memanfaatkan beberapa macam teknik menghias kain dan membuat bahan baru menjadi bernilai seni tinggi. Saat ini fabric manipulation sedang banyak digemari oleh para fashion preneur, dengan menambahkan fabric manipulation ke dalam pakaiannya sebagai dekoratif busana. Fabric manipulation adalah sebuah teknik jahit membentuk bahan/kain lipatan kerut, lipit (pleats), tucking, smocking, flounces, matelase (quilting), korsase, ruffles, patchwork, yoyo, origami,slashing, jumputan, ecoprint. Teknik Yoyo yaitu sebuah pola berbentuk lingkaran yang dijelujur melingkar menjadi bulatan kerut (yoyo). Rangkaian yoyo ini bisa menjadi berbagai kreasi, seperti taplak meja, tas laptop, tutup galon, hingga dompet dan dekoratif busana. Cara membuat kerut yoyo ini sangatlah mudah. Anda cukup melipat tepi kain berukuran ± 2 mm ke arah dalam kain, lalu jelujur kelilingnya. Setelah itu, tarik benang hingga kain berkerut, lalu matikan benang tersebut. Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan metode komunikasi dua arah (narasumber dan peserta) dengan melakukan demonstrasi, praktek dan evaluasi. Sedangkan alat dan bahan yang digunakan adalah kain perca / sisa limbah jahitan, gunting kain, jarum tangan dan benang jahit. Hasil dari kegiatan ini yaitu antusisme dari peserta / ibu – ibu kader TP.PKK Kecamatan Tanjung Morawa dalam pemanfaatan limbah kain perca dalam pembuatan kreatif fabric menggunakan teknik jahit yoyo menjadi busana daur ulang (art wear). Dari gagasan konsep / ide yg di berikan narasumber kepada para peserta kemudian menghasilkan produk fesyen daur ulang yang upcycle layak pakai untuk busana panggung (art wear) sehingga mendapat respon yang positif dari peserta dalam kegiatan kader PKK dan masyarakat. Dari kegiatan ini terlihat ketertarikan dari para peserta ( kader TP.PKK ) untuk mengembangkan limbah kain perca menjadi produk fesyen dengan konsep zero waste sebagai pengelolaan sampah industry kreatif yang memiliki nilai jual dan peluang usaha ibu – ibu kader TP.PKK kelurahan Pekan kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.
Gambaran Penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di ruang laboratorium tata busana SMK Negeri 3 Padangsidimpuan Hasibuan, Elfi Husnita; Butar-butar, Khairunnisa; dwi meilasari, retno desti
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 9 No 1 (2024): Vol.9 No. 1 Juni 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v9i1.1285

Abstract

Penggunaan ruang laboratorium mengharuskan setiap siswa untuk berhadapan langsung dengan banyaknya peralatan yang berpotensi memiliki bahaya. Maka, penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tentunya menjadi faktor penting dalam pelaksanaan setiap kegiatan belajar (praktik) yang perlu diperhatikan, karena terjadinya kecelakaan dalam kegiatan praktik karena unsur penerapan K3 yang berlaku dan dijalankan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran penerapan Kesehatan dan keselamaptan kerja (K3) di ruang laboratorium tata busana SMK Negeri 3 Padangsidimpuan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambrakan standar Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di ruang laboratorium tata busana. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan K3 memerlukan banyak perhatian dan perbaikan sesuai dengan standar yang telah diatur dalam UU nomor 1 tahun 1970, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) RI No. 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja dan juga peraturan Menteri Pendidikan RI no 40 tahun 2008 tentang sarana dan prasarana sekolah menengah kejuruan. Dalam penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada lingkungan SMK Negeri 3 Padangsidimpuan, sudah diusahakan sebaik mungkin untuk dapat memenuhi standar dan peraturan yg berlaku. Terdapat beberapa faktor yang ditemukan seperti faktor ekonomi dan pemahaman. Pada faktor ekonomi, terbatasnya anggaran yang untuk pengalokasian khusus K3, sehingga saat ini masih di khususkan pada pengeluaran keperluan sekolah lainnya seperti pengadaan mesin jahit dan perlengakapan praktik pendukung lainnya. Saran yang dapat diberikan adalah untuk mengupayakan agar kelak penerapan K3 dapat lebih maksimal sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan menganggarkan dana pengelolaan ruang praktik dan juga pemahaman pengguna laboratorium tentang pentingnya penerapan K3 dalam kegiatan pembelajaran guna menjaga diri dari kecelakaan kerja.