Andriana Lajim
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MAKNA UNGKAPAN DALAM ADAT PERKAWINAN SUKU MANGGARAI KABUPATEN MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Andriana Lajim; La Yani Konisi
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 7 No. 1 (2022): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI-MARET 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.448 KB) | DOI: 10.36709/bastra.v7i1.67

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Makna Ungkapan dalam Adat Perkawinan Suku Manggarai Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa makna ungkapan dalam adat perkawinan suku Manggarai di Desa Benteng Ndope Kecamatan Pacar Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat pada tahap Rekak Dokong, Tuke Mbaru, Wagal dan Podo. Salah satu ungkapan yang terdapat dalam tahap praperkawinan yaitu Ita kala le paang, tuluk pu’un batu mbaun (melihat daun sirih, kami datang mencari pohon tempat ia bertumbu). Dalam adat perkawinan Manggarai kala dalam ungkapan ini diartikan sebagai seorang gadis atau wanita muda yang akan dipinang atau dijadikan istri. Makna dari ungkapan kala le paang, tuluk pu’un batu mbaun adalah seorang juru bicara adat selaku wakil dari laki-laki menyampaikan maksud kedatangan mereka kepada pihak perempuan yaitu mereka menyampaikan rasa ketertarikan anak mereka dengan gadis yang mereka kunjungi. Dari beberaa tahap dalam adat perkawinan Manggarai memiliki ungkapan-ungkapan yang disampaikan saat berdialog. Ungkapan tersebut memiliki makna yang ingin disampaikan, baik bagi penutur maupun bagi mitratutur. Diharapkan agar masyarakat suku Manggarai tetap mempertahankan adat perkawinan sebagai salah satu ciri khas daerah dan unsur kebudayaan nasional. Diharapkan agar masyarakat suku Manggarai khususnya para generasi muda agar melibatkan diri disetiap acara kebudayaan khususnya adat perkawinan agar kebudayan tersebut tidak akan punah serta dapat dilestarikan kepada generasi lanjutnya.