Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK Anisa Nur Rohmah; La Yani Konisi; Sulfiah
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 8 No. 3 (2023): JURNAL BASTRA EDISI JULI 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v8i3.241

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur direktif dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Dharma Pertiwi Desa Adaka Jaya Kecamatan Buke Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kelas. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam, teknik catat, teknik wawancara dan teknik SBLC (Simak bebas Libat Cakap) sebagai teknik lanjutan. Hasil penelitian dan pembahasan terhadap tindak tutur direktif dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Dharma Pertiwi dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis tindak tutur direktif. Tindak tutur direktif tersebut adalah tindak tutur direktif memerintah, tindak tutur direktif memohon dan tindak tutur direktif menasihati. Tindak tutur direktif memerintah adalah tindak tutur direktif yang dominan digunakan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis, tidak semua tindak tutur direktif memerintah diikuti dan mendapatkan respon baik dari para murid. Ada dua faktor yang menyebabkan suatu tuturran tersebut tidak diikuti oleh murid, Kedua faktor tersebut yaitu faktor murid (kondisi murid) dan faktor guru.
The Symbolical Meaning of Ratibu Ritual Completeness in the Death Ceremony of the Muna Ethnic Community in Muna Regency La Yani Konisi; I Ketut Suardika; Aslin aslin
Jurnal Penelitian Budaya Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpeb.v8i1.43222

Abstract

Abstract: This study aims to describe and analyze the symbolical meaning of equipments in ratibu tradition of Muna Community in Muna Regency because ratibu tradition is a unique tradition carried out by the community of Muna ethnic. The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection is done by observation, interviews, and documentation. The data obtained was then analyzed using the following steps: 1) data reduction, 2) data presentation, and 3) verification. The results of this study showed that the symbolical meaning in the implementation of ratibu ritual in the Muna people community, starting from kalengkano ratibu, poratibu, up to kasongkono ratibu are generally symbols of the human body so that it is arranged in the order of the shape of the human body, namely two combs of ripe plantains which is the symbol of human toes is placed at the bottom of haroa rasul then beside it is placed a lapalapa as a symbol of the human arm, on top of the lapalapa and two combs of ripe plantain arranged plates containing boiled eggs, kasinganga eggs, manu kaowei, manu kasinganga, traditional cakes, and so on which is also a symbol of the human body, and the top of haroa rasul is put white rice mixed with red rice and covered with an omelette as haroa head as the symbol the human head. Keywords: Ratibu, ritual, community, Muna ethnic
Studi Perbandingan Motivasi dan IQ dalam Kesuksesan Pembelajaran Bahasa Maulid Taembo; La Yani Konisi
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 8 No 3 (2024): Volume 8, Nomor 3, 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v8i3.717

Abstract

Motivasi diartikan sebagai dorongan yang menggerakkan serta mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan apa yang dikehendakinya, yang tertuju kepada tujuan yang diinginkannya. IQ (intelligence quotient) itu sendiri adalah hasil tes yang menunjukan kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk mempelajari pengalaman baru, menalar dengan baik dan menyelesaikan masalah dengan efektif. Pembahasan mengenai motivasi dan IQ cukup menari perhatian bagi banyak pihak, khususnya ketika membandingkannya dengan kesuksesan hidup, termasuk kesuksesan dalam pembelajaran bahasa. Hasil kajian teoretis dan kajian terdahulu menunjukkan baik motivasi maupun IQ memiliki pengaruh yang besar di dalam pembelajaran bahasa. Walaupun demikian, motivasi jauh lebih besar pengaruhnya daripada IQ di dalam menentukan keberhasilan pembelajar bahasa. Beberapa faktor penyebabnya, yaitu setiap pembelajaran bahasa selalu diawali dengan adanya motivasi, sedangkan IQ hanya sebagai penunjang di dalam kalancaran penguasaan bahasa; dan motivasi memiliki hubungan yang erat dengan faktor-faktor lain seperti kepercayaan diri, rasa ingin tahu yang tinggi, optimisme, keberanian, dan sebagainya; serta pembelajar bahasa yang IQnya tinggi, tetapi tidak termotivasi untuk belajar bahasa akan cenderung kurang semangat dan tidak serius. Kata Kunci: motivasi; IQ; pembelajaran bahasa; tinggi; rendah
KEBERTAHANAN KOSAKATA KELADANGAN BAHASA KULISUSU Rikal Jufri; La Yani Konisi; Sulfiah
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 10 No. 3 (2025): JURNAL BASTRA EDISI JULI 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v10i3.1156

Abstract

The problem of this research is "how is the level of sustainability of the Kulisusu language field vocabulary in Waculaea Village, Kulisusu District, North Buton Regency". The purpose of this study is to describe the level of sustainability of the Kulisusu language field vocabulary in Waculaea Village, Kulisusu District, North Buton Regency. The type of research used in this paper is field research using qualitative methods supported by quantitative analysis in describing the level of sustainability of its vocabulary. The data collection technique uses a questionnaire. Based on the research results, it shows that the vocabulary that is still understood and known by all respondents reaches 2,141 vocabularies divided by the number of vocabularies in all questionnaires of 2500 vocabularies multiplied by 100%, so that the percentage of survival of farming vocabulary in Waculaea Village, Kulisusu District, North Buton Regency is 85.64%, while the number of vocabularies that are not understood is 359 vocabularies divided by the number of vocabularies in all questionnaires of 2500 vocabularies multiplied by 100%, with a percentage of 14.36%. It can be concluded that the Survival of Farming Vocabulary in Waculaea Village, Kulisusu District, North Buton Regency is still
GAYA BAHASA PERTAUTAN DALAM NOVEL HOME SWEET LOAN KARYA ALMIRA BASTARI Febrianti; La Yani Konisi; Saidiman
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 10 No. 4 (2025): JURNAL BASTRA EDISI OKTOBER 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v10i4.1279

Abstract

The purpose of this study is to describe the linking language style contained in the novel Home Sweet Loan by Almira Bastari. This type of research is library research and the method used in this study is a descriptive method that aims to describe the results of the study in detail and in depth. The data used in this study is a novel text, which contains a number of linking language styles in the novel Home Sweet Loan by Almira Bastari. The data collection method is the literature review and study method. The data collection technique is the reading and note-taking technique. The data analysis technique used is the content analysis technique which is used to determine the existence of certain words, themes, or concepts in certain qualitative data (namely text). The research data shows that there is a linking language style. The linking style of language includes (1) metonymy, (2) antanaklasis, (3) symbolic, (4) synecdoche, (5) allusion, (6) euphemism, (7) dysphemism, (8) eponym, (9) antonomasia, (10) epithet, (11) erotesis, (12) parallelism, (13) ellipsis, (14) gradation, (15) asyndeton, (16) polysyndeton, (17) rhetorical, (18) interruption, (19) enumeration, (20) resentia, (21) ananculoton, (22) meiosis, (23) symmetrical. The linking style of language in the novel Home Sweet Loan can support the facts of the story and make it more interesting, followable, and memorable.
MAKNA UNGKAPAN DALAM ADAT PERKAWINAN SUKU MANGGARAI KABUPATEN MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Andriana Lajim; La Yani Konisi
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 7 No. 1 (2022): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI-MARET 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.448 KB) | DOI: 10.36709/bastra.v7i1.67

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Makna Ungkapan dalam Adat Perkawinan Suku Manggarai Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa makna ungkapan dalam adat perkawinan suku Manggarai di Desa Benteng Ndope Kecamatan Pacar Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat pada tahap Rekak Dokong, Tuke Mbaru, Wagal dan Podo. Salah satu ungkapan yang terdapat dalam tahap praperkawinan yaitu Ita kala le paang, tuluk pu’un batu mbaun (melihat daun sirih, kami datang mencari pohon tempat ia bertumbu). Dalam adat perkawinan Manggarai kala dalam ungkapan ini diartikan sebagai seorang gadis atau wanita muda yang akan dipinang atau dijadikan istri. Makna dari ungkapan kala le paang, tuluk pu’un batu mbaun adalah seorang juru bicara adat selaku wakil dari laki-laki menyampaikan maksud kedatangan mereka kepada pihak perempuan yaitu mereka menyampaikan rasa ketertarikan anak mereka dengan gadis yang mereka kunjungi. Dari beberaa tahap dalam adat perkawinan Manggarai memiliki ungkapan-ungkapan yang disampaikan saat berdialog. Ungkapan tersebut memiliki makna yang ingin disampaikan, baik bagi penutur maupun bagi mitratutur. Diharapkan agar masyarakat suku Manggarai tetap mempertahankan adat perkawinan sebagai salah satu ciri khas daerah dan unsur kebudayaan nasional. Diharapkan agar masyarakat suku Manggarai khususnya para generasi muda agar melibatkan diri disetiap acara kebudayaan khususnya adat perkawinan agar kebudayan tersebut tidak akan punah serta dapat dilestarikan kepada generasi lanjutnya.
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR TEKS DRAMA “HIDUP ITU KOMEDI” SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BUNTAO’ TORAJA UTARA Marlin Foresta; Fahruddin Hanafi; La Yani Konisi
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 7 No. 1 (2022): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI-MARET 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.994 KB) | DOI: 10.36709/bastra.v7i1.74

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur teks drama “Hidup Itu Komedi” siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Buntao’ Toraja Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, maka kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur teks drama “Hidup Itu Komedi” siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Buntao’ Toraja Utara aspek tema mencapai 67,5%, aspek tokoh dan penokohan mencapai 95%, aspek amanat mencapai 37,5%, aspek latar mencapai 90%, aspek alur mencapai 90%, aspek dialog mencapai 55%, aspek bahasa mencapai 70%. Sedangkan total keseluruhan aspek mencapai 37,5%. Dari pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Buntao’ Toraja Utara bahwa kemampuanmengidentifikasi unsur-unsur teks drama “Hidup Itu Komedi” siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Buntao’ Toraja Utara secara klasikal masuk dalam kategori tidak mampu, karena tidak mencapai 85% siswa yang mempunyai kemampuan >80%. Kesimpulan - Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran drama sebaiknya dilaksanakan secara proporsional antara teori dan praktik dalam menulis dan membaca drama. Dengan demikian secara intensif siswa akan terbiasa dan memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi drama. Dari tujuh aspek mengidentifikasi unsur-unsur drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Buntao’ Toraja Utara pada aspek amanat memperoleh persentase kemampuan paling rendah. Untuk itu, perlu adanya latihan dan penjelasan materi yang intensif bagi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran drama, sehingga siswa dapat lebih mengerti mengenai unsur-unsur drama.
GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN MENGHARDIK GERIMIS KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Nurul Himah; Irianto Ibrahim; La Yani Konisi
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 7 No. 4 (2022): JURNAL BASTRA EDISI OKTOBER-DESEMBER 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v7i4.129

Abstract

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan tentang gaya bahasa perbandingan dan pertentangan dalam kumpulan cerpen Menghardik Gerimis karya Sapardi Djoko Damono. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif  kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, pada cerpen Menghardik Gerimis digunakan gaya bahasa perbandingan, yaitu simile, metafora, personifikasi, pleonasme/tautology, dan perolepsis. Dan gaya bahasa pertentangan digunakan gaya bahasa oksimoron, klimaks, antiklimaks, sarkasme. Pada cerpen Tentang Gerimis terdapat beberapa gaya bahasa perandingan yang ditemukan, yaitu simile, metafora, personifkasi, alegori, antithesis, pleonasme. Gaya bahasa pertentangan yang digunakan, yaitu apofasis. Pada cerpen Kalender dan Jam ditemukan gaya bahasa perbandingan, yaitu simile, personifikasi, pleonasme/tautology, alegori, antithesis, perifrasis. Gaya bahasa pertetangan, yang digunakan dalam cerpen Kalender dan Jam yaitu hiperbola, oksimoron, klimaks, antiklimaks, sinisme. Gaya bahasa perbandingan yang digunakan pada kumpulan cerpen Menghardik Gerimis karya Sapardi Djoko Damono yaitu gaya bahasa simile, gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa pleonasme/tautologi, gaya bahasa alegori, gaya bahasa antithesis, gaya bahasa prolepsis, dan gaya bahasa perifrasis. Gaya bahasa pertentangan yang digunakan pada kumpulan cerpen Menghardik Gerimis karya Sapardi Djoko Damono, yaitu gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa oksimoron, gaya bahasa apofasis, gaya bahasa klimaks, gaya bahasa antiklimaks, gaya bahasa sinisme, gaya bahasa sarkasme.
KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII MTS AL-IKHLAS RANOWILA KECAMATAN WOLASI KABUPATEN KONAWE SELATAN Iling Andrian Said; Yunus; La Yani Konisi
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v8i5.289

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa baik siswa kelas VII MTs Al-Ikhlas Ranowila mampu membuat teks deskriptif dan tantangan apa yang mereka hadapi ketika belajar menulis teks tersebut? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan menulis teks deskriptif siswa kelas VII MTs Al-Ikhlas Ranowila. Kategori penelitian deskriptif kuantitatif termasuk penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan. Siswah kelas VII MTs Al-Ikhlas Ranowila dengan jumlah 23 orang dijadikan sebagai sumber data penelitian. Penulisan paragraf deskriptif diujikan oleh siswa sebagai bagian dari instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Berdasarkan temuan penelitian, 5 (21,73%) dari 23 siswa yang mengikuti penelitian dapat membuat tulisan deskriptif, sedangkan 18 (78,26%) tidak dapat. Siswa kelas VII MTs Al-Ikhlas Ranowila secara data dikatakan belum mampu menulis kalimat deskriptif. Hal ini dikatakan karena rata-rata kemampuan siswa yang sebesar 72% hanya sebesar 21,73%, dengan persentase kemampuan pada aspek judul sebesar 86,95%, aspek identifikasi sebesar 39,13%, aspek uraian sebesar 21,73%, aspek penutup sebesar 26,08%, dan aspek penggunaan bahasa sebesar 30,43%. Berdasarkan derajat kemahiran siswa pada masing-masing unsur, dapat dikatakan bahwa hanya aspek judul dari kelima komponen evaluasi yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Sejumlah tantangan seperti kurangnya fasilitas pembelajaran, metode pengajaran yang tidak efektif, dan sikap negatif siswa terhadap kegiatan pembelajaran menjadi faktor rendahnya kompetensi keterampilan menulis teks deskriptif.
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 2 - 3 TAHUN KELURAHAN LAIWORU KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA Arjuna Bysmantara; La Yani Konisi; Sulfiah
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v8i5.325

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemerolehan fonem, morfem, dan kalimat anak pada usia 2 – 3 tahun dikelurahan laiworu kecamatan batalaiworu kabupaten muna. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang terjun langsung ke tempat penelitian. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, karena penelitian ini berisi gambaran mengenai tahap pemerolehan bahasa anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik mendengarkan, teknik catat, dan teknik rekam. Pada penelitian ini ditemukan bentuk proses pemerolehan bahasa. Pertama pada usia 2 tahun pemerolehan fonem yang dihasilkan anak adalah fonem vokal a, i, u, e, o dan fonem konsonan b, c, h, j, k, l, m, n, p, t, dan y. Pada usia 2,4 tahun pemerolehan fonem yang dihasilkan anak adalah fonem vokal a, i, u, e, o  dan fonem konsonan c, d, f, g, h, k, m, n, r, p, s, t, dan y. Pada usia 2,6 tahun pemerolehan fonem yang dihasilkan anak adalah fonem vokal a, i, u, e, o dan fonem konsonan b, d, g, h, k, l, m, n, p, r, s, t, dan y. Pada usia 2,8 tahun pemerolehan fonem yang dihasilkan anak adalah fonem vokal a, i, u, e, o dan fonem konsonan b, c, d, g, h,  j, k, l, m, n, p, t, dan y. Pada usia 3 tahun pemerolehan fonem yang dihasilkan anak adalah fonem vokal a, i, u, e, o dan fonem konsonan b, c, f, g, h, j, k, l, m, n, p, s, t, w, dan y. kedua Pemerolehan morfem yang muncul pada anak usia 2 – 3 tahun lebih banyak menggunakan morfem bebas dan sesekali menggunakan morfem terikat. Ketiga pada pemerolehan frasa anak usia 2 – 3 tahun lebih banyak menggunakan frasa nominal, pada usia 2,6 dan 2,8 tahun lebih banyak menggunakan frasa verbal, dan pada usia 2,4, 2,6, dan 2,8 tahun sesekali menggunakan frasa adjectival, frasa adverbial, dan frasa preposisional. keempat pada pemerolehan kalimat anak sudah mencapai kalimat yang lebih rumit dan kompleks. Peralihan dari USK menjadi kalimat yang terdiri dari beberapa kata yang terjadi secara bertahap.