Dalam upaya untuk membangun karakter santri, latar belakang penelitian ini adalah ekstrakurikuler di pesantren modern. Karena menyadari pentingnya karakter, banyak orang dewasa ini menuntut pendidikan karakter yang lebih komprehensif dan berkualitas tinggi dari institusi pendidikan formal. Tuntutan itu timbul karena adanya tren sosial yang semakin meningkat, yakni tingkat kenakalan remaja yang meningkat di masyarakat, termasuk perkelahian massal dan permasalahan moral lainnya. Bahkan, dalam beberapa kota besar, fenomena ini telah menciptakan kekhawatiran yang serius. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter membentuk pribadi anak menjadi orang yang baik, warga masyarakat, dan warga negara (menjunjung tinggi nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan negaranya). Maka dari itu, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu bentuk pendidikan non-formal untuk mencapai sebuah pendidikan karakter. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus (case study) dan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari pendidikan ekstrakurikuler di pesantren adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup santri. Akibatnya, pendidikan karakter berarti mengajarkan nilai-nilai luhur yang berasal dari budaya Indonesia untuk membina kepribadian generasi muda. Akibatnya, jelaslah bahwa pembelajaran, terutama pendidikan karakter, tidak dapat dicapai hanya melalui proses pembelajaran yang mutlak yang dikenal sebagai "formal" di dalam ruangan kelas. Meskipun demikian, banyak sekolah, terutama pesantren, mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran formal untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan