AbstrakKopi merupakan salah satu komoditas yang berperanan penting didalam sektor perkebunan Indonesia. Produksi kopi Bondowoso pada tahun 2023 adalah sebesar 10420 ton, jumlah produksi kopi terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Malang dan Banyuwangi. Desa Curahpoh merupakan salah satu daerah penghasil kopi robusta dan arabika yang terletak di kaki Gunung Argopuro, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Saat ini petani Desa Curahpoh yang tergabung didalam kelompok Tani LMDH Argo Santoso telah membudidaya kopi sebagai salah satu mata pencaharian yang potensial. Namun adanya kegiatan budidaya dan pengolahan pasca panen kopi menghasilkan limbah berupa kulit kopi yang dapat menyebabkan polusi dan kerusakan lingkungan. Limbah kulit kopi dapat diolah lebih lanjut sehingga bernilai lebih tinggi. Program ini bertujuan untuk melatih masyarakat Desa Curahpoh untuk mengolah limbah kulit kopi menjadi kombucha cascara. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 20 orang. Program ini dilaksanakan melalui tahap pelatihan, praktek dan evaluasi. Hasil program menunjukkan bahwa peserta mampu menguasai teknik pembuatan kombucha cascara. Bahkan peserta melakukan inovasi dan sosialisasi produk kombucha cascara kepada masyarakat lebih luas. Kata kunci: cascara; curahpoh; kombucha; kopi; limbah AbstractCoffee is a commodity that plays an important role in the Indonesian plantation sector. Bondowoso coffee production in 2023 will be 10,420 tons, the third largest amount of coffee production in East Java after Malang and Banyuwangi. Curahpoh Village is one of the robusta and arabica coffee producing areas located at the foot of Mount Argopuro, Curahdami District, Bondowoso Regency, East Java Province. Currently, Curahpoh Village farmers who are members of the LMDH Argo Santoso Farmers group have cultivated coffee as a potential source of income. However, coffee cultivation and post-harvest processing activities produce waste in the form of coffee skins which can cause pollution and environmental damage. Coffee skin waste can be processed further so that it has higher value. This program aims to train the people of Curahpoh Village to process coffee skin waste into kombucha cascara. There were 20 participants who took part in this activity. This program is implemented through training, practice and evaluation stages. The program results showed that participants were able to master the technique of making kombucha cascara. Participants even innovated and socialized cascara kombucha products to the wider community. Keywords: cascara; coffee; curahpoh; kombucha; waste