ABSTRACTThe accuracy of the diagnosis code in the medical record file is used as a basics for claiming fees. The patient diagnosis code if not coded accurately results in the resulting information will have a low level of validation. Thus, an accurate and absolute code must be obtained in order to be accounted for. Writing a specific main diagnosis can make it easier for coding officers to provide the code, making it easier for officers to analyze and reporting to make disease recapitulation reports, used as a basis for grouping CBG (Case Based Groups) for billing systems for payment of service fees. The purpose of this study is to determine the accuracy of disease diagnosis codes for cost claims in terms of various literature. The method used is the method of Literature Study or Literature Study relating to the accuracy of the disease diagnosis code for cost claims in terms of various literature. From 5 journals found that the level of accuracy of the code is still not perfect because it is not 100%. Coder competence is a factor that influences the level of accuracy of disease code coding for cost claims. So that many claim files are not smooth and returned by verifies. The lack of participation in attending seminars and training on coding and the development of new diseases. In addition, writing a diagnosis that is still less readable causes the code to be incorrect in giving the disease code. The conclusion that can be drawn is that there are several factors that influence the still many inaccuracies in the giving of disease codes, namely writing unclear diagnoses, lack of training code and experience and errors in coding for the main code in the claim process.ABSTRAKKeakuratan kode diagnosis pada berkas rekam medis dipakai sebagai dasar terkait dengan klaim biaya. Kode diagnosis pasien apabila tidak terkode dengan akurat mengakibatkan informasi yang dihasilkan akan mempunyai tingkat validasi yang rendah. Dengan demikian kode yang akurat dan mutlak harus diperoleh agar dapat dipertanggungjawabkan. Penulisan diagnosis utama yang spesifik dapat memudahkan petugas koding dalam pemberian kodenya, memudahkan petugas analising dan reporting untuk membuat laporan rekapitulasi penyakit, digunakan sebagai bahan dasar dalam pengelompokkan CBG (Case Based Groups) untuk sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan. Tujuan dar penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan kode diagnosis penyakit untuk klaim biaya ditinjau dari berbagai literatur. Metode yang digunakan adalah metode Studi Literatur atau Studi Pustaka yang berhubungan dengan ketepatan kode diagnosis penyakit untuk klaim biaya ditinjau dari berbagai literatur. Dari 5 jurnal didapatkan bahwa tingkat ketepatan kode masih belum sempurna karena belum 100%. Kompetensi koder merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat ketepatan pemberian kode penyakit untuk klaim biaya. Sehingga banyak berkas klaim yang tidak lancar dan dikembalikan oleh verifikator. Minimnya partisipasi mengikuti seminar dan pelatihan mengenai koding dan perkembangan penyakit baru. Selain itu, penulisan diagnosa yang masih kurang terbaca menyebabkan koder salah dalam memberi kode penyakit. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masih banyaknya ketidaktepatan dalam pemberian kode penyakit yaitu penulisan diagnosa yang kurang jelas, koder yang kurang pelatihan dan pengalaman dan kesalahan dalam pemberian kode untuk kode utama dalam proses klaim.