Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

TINJAUAN HAK AKSES PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN TERHADAP DATA REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI RUMAH SAKIT MEDIKA DRAMAGA BOGOR Kristina, Indah; Widyaswara, Garda
MEDICORDHIF Jurnal Rekam Medis Vol 11 No 1 (2024): MEDICORDHIF Jurnal Rekam Medis
Publisher : APIKES Bhumi Husada Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59300/mjrm.v11i1.109

Abstract

Medical record access rights are the use and utilization of medical records that may only be carried out by parties who have permission for medical record data in the security and protection of electronic medical record data service facility leaders grant access rights to health workers in health care facilities the purpose of this study was to determine access rights for medical recorders and health information to electronic medical record data at the medika dramaga bogor hospital. This research method uses a qualitative descriptive method with data collection techniques in the form of observation and interviews. The sample in this study were 10 medical recorders and health information.The results of the study that standard operating procedures related to access rights are available but not yet valid and signed by the leadership of the medika dramaga bogor hospital, then regarding the implementation of pmik access rights to electronic medical record data already referring to permenkes number 24 of 2022 and PMIK problems or obstacle in accessing electronic medical record data is the exchange of information between officers regarding user id and passwords which has an impact on patient data security in the event of abuse of access rights. Keywords: access rights, medical recorders and health information, electronic medical record data
ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA REKAM MEDIS ELEKTRONIK RAWAT JALAN DENGAN METODE EUCS DI RUMAH SAKIT MURNI TEGUH CILEDUG KOTA TANGERANG Kristina, Indah
MEDICORDHIF Jurnal Rekam Medis Vol 11 No 2 (2024): MEDICORDHIF Jurnal Rekam Medis
Publisher : APIKES Bhumi Husada Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59300/mjrm.v11i2.114

Abstract

ABSTRAK Rumah Sakit wajib menyelenggarakan rekam medis, sebagai indikator menilai mutu pelayanan kesehatan. Salah satu indikator kualitas pelayanan adalah kepuasan pengguna rekam medis. Tujuan penelitian yaitu menggambaran kepuasan pengguna rekam medis elektronik (RME) dengan motode End-User Computing Satisfaction (EUSC). Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner dan wawancara. Sampel penelitian ini berjumlah 59 pengguna RME menggunakan teknik accidental sampling. Analisa data penelitian ini menggunakan statistic deskriptif. Hasil tingkat kepuasan pengguna RME menggunakan metode EUCS didapatkan hasil bahwa instrumen Content termasuk kategori sangat puas (97,45%) dengan nilai mean 3.882, Accuracy termasuk kategori sangat puas (95,92%) dengan nilai mean 3.783, Format termasuk kategori sangat puas (97,17%) dengan nilai mean 3.825, Ease of Use termasuk kategori sangat puas (95,98%) dengan nilai mean 3.807, Timeliness termasuk kategori sangat puas (95,47%) dengan nilai mean 3.786. Rumah Sakit Murni Teguh Ciledug perlu mempertahankan dan mengembangkan kualitas kepuasan pengguna RME dari segi instrumen Content, Accuracy, Format, Ease of Use, Timeliness. Kata Kunci: Kepuasan, RME, End-User Computing Satisfaction (EUCS)
The Determination of Bronchopneumonia Diagnostic Codes in Patients of The National Health Insurance Lathifina, Yashna Meutia; Kristina, Indah; Rahmi, Junaida; Sucipto, Sucipto
Edu Masda Journal Vol 7, No 2 (2023): Edu Masda Journal Volume 7 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v7i2.177

Abstract

Coding is the activity of providing the diagnosis in accordance with International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems as well as providing a procedure code in accordance. Accuracy in coding a disease and action is very important because it is related to health service financing because it determines the smoothness and process of submitting claims for reimbursement of health service costs to BPJS. The purpose of this study was to identify the code code coded by the coder in the codefication of bronchopneumonia cases in National Health Insurance patients by reviewing the coding procedures carried out by the coder. This research uses a descriptive method with a quantitative approach. In collecting data, researchers use observation. The results showed that the accuracy of codefication in bronchopneumonia patients was eighty-two point thirty-five percent in fifty-six medical records of precise diagnosis and seventeen point sixty-five percent in forty-two medical records of improper diagnosis. The accuracy of the bronchopneumonia code as the primary diagnosis Totaled to ninety point forty-eight percent of the exact code and nine point fifty-two percent of the improper code of the forty-two medical records. The code of bronchopneumonia as a secondary diagnosis Totals to sixty-nine point twenty-three percent of the exact code and thirty-point seventy-seven improper codes of twenty-six medical records. It is recommended that there is a need to increase the accuracy of the coder in reading the diagnosis written by the doctor on the medical resume as well as the consistency.
Tinjauan Tingkat Keakuratan Kode Diagnosis Pada Kasus Ibu Melahirhan Dengan Tindakan Caesarean Section di Metro Hospital Cikupa Tangerang Christin, Rumondang; Kristina, Indah; Nurzanah, Ghina
EDU RMIK Jurnal Edukasi Rekam Medis Ilmu Kesehatan Vol 4, No 1 (2025): EDU RMIK: Jurnal Edukasi Rekam Medis Informasi Kesehatan
Publisher : STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang Pengkodean diagnosis adalah salah satu kegiatan pengolahan data rekam medis untuk memberikan kode dengan huruf atau dengan angka atau kombinasi huruf dan angka yang mewakili komponen data diagnose. Tujuan penelitian mengetahui kelengkapan dan keakuratan kode kasus ibu melahirkan dengan tindakan caesarean section di RS Metro Hospital Cikupa Tangerang. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode retrospektif. Teknik sampel proportional random sampling. Hasil penelitian kelengkapan dan keakuratan kode meliputi kondisi hamil 60 (73,17%) kode akurat, dan 22 (26,82%) kode tidak akurat, metode persalinan 82 (100%) kode tidak akurat, hasil persalinan 82 (100%) kode akurat, tercatat di rekam medis casemix, sedangkan di RM tidak tercatat, prosedur Caesarean Section 82 (100%) tidak tepat. Saran Rumah Sakit Metro Hospital Cikupa perlu menyusun SPO diagnosis, perlu menuliskan diagnosis sesuai dengan kondisi pasien dengan lengkap, spesifik dan sesuai istilah medis yang baku, dan memberi kesempatan kepada petugas pengkodean untuk mengikuti pelatihan/workshop yang diberikan oleh Badan Resmi Pemerintah/Organisasi Profesi/PORMIKI
Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis Penyakit Tuberkulosis Pada Pasien Rawat Inap Di RSUD Kabupaten Tangerang Kristina, Indah; Kuntoadi, Gama Bagus; Putri, Dhiah Faza Aliya
EDU RMIK Jurnal Edukasi Rekam Medis Ilmu Kesehatan Vol 4, No 1 (2025): EDU RMIK: Jurnal Edukasi Rekam Medis Informasi Kesehatan
Publisher : STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rekam medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Salah satu kompetensi perekam medis adalah klasifikasi dan kodefikasi penyakit serta masalah-masalah yang berkaitan dengan tindakan kesehatan dan tindakan medis. Ketepatan kode adalah proses kesesuaian anatar diagnosis yang ditetapkan klinisi dengan kode diagnosis yang telah ditetapkan petugas koding berdasarkan ICD-10. Hasil kode diagnosis berpengaruh untuk pelaporan morbiditas dan dasar penghitungan biaya pelayanan Kesehatan di rumah sakit. Tuberkulosis merupakan penyakit menular disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang menimbulkan gangguan pada saluran pernapasan dan organ tubuh lain. Tuberkulosis di RSUD Kabupaten Tangerang menduduki peringkat 10 besar penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan kode penyakit tuberkulosis berdasarkan ICD-10 pada pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Tangerang tahun 2023.Jenis Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang mengambil 109 sampel menggunakan teknik sampel purposif dengan cara observasi dan wawancara. Hasil Penelitian didapatkan dari 109 sampel diagnose tuberkulosis pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Tangerang ditemukan kode yang tepat sebesar 55 (50,49%) dan sebesar 54 (49,64%) kode yang tidak tepat. faktor yang menyebabkan ketidaktepatan kode diagnosis adalah ketidaklengkapan pengisian diagnosis utama dan hasil penunjang pemeriksaan, kurangnya ketelitian petugas koding. Saran melakukan Analisa penulisan diagnose berikut hasil pemeriksaan penunjangnya, menetapkan kode diagnosis sesuai prosedur pengkodean diagnose mengacu ICD 10, melakukan audit coding sebagai evaluasi kegiatan coding klinis.
TINJAUAN KEAKURATAN KODE PENYAKIT TUBERCULOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI RSU TANGERANG SELATAN TAHUN 2021 KRISTINA, INDAH; Adha, Muhammad Zulfikar; Azka, Fazar
EDU RMIK Jurnal Edukasi Rekam Medis Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2022): EDU RMIK: Jurnal Edukasi Rekam Medis Informasi Kesehatan
Publisher : STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTOne form of management in medical records is diagnostic coding. The accuracy of the Tuberculosis diagnosis code refers to providing a diagnosis code according to the classification in ICD10, implementing a clinical classification system and codification of diseases related to health and medical actions according to the correct medical terminology, giving an accurate code that is in accordance with the patient's condition, or proven in Medical Record notes. Inaccurate codes can affect the quality of Health information and Health financing. The purpose of this study was to determine the accuracy of coding the diagnosis of Tuberculosis in South Tangerang General Hospital. This type of research uses a descriptive retrospective approach. The population of this study is medical records diagnosed with Tuberculosis in January to March 2021, which have opened 144 medical record files. The samples obtained were 59 medical records using the Slovin method and the sampling technique using the Simple Random Sampling technique. The results of this study indicate the accuracy of the Tuberculosis diagnosis code from the 59 medical records studied. The results of the correct disease were 13 medical records or 22.03% and the incorrect ones were 46 medical records or 77.96% of them there were files that were not coded. 54.23% (32 files) and the diagnosis was codified 45.76% (27 files) of the 59 samples of medical record files for tuberculosis diagnosis at South Tangerang General Hospital. ABSTRAKSalah satu bentuk pengelolaan dalam rekam medis adalah pengkodean diagnosis. Keakuratan kode diagnosis Tuberculosis mengacu pada pemberian kode diagnosis sesuai dengan klasifikasi didalam ICD-10, melaksanakan sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan Tindakan medis seusai terminologi medis yang benar, pemberian kode akurat adalah yang sesuai dengan kondisi pasien, atau terbukti di calam catatan Rekam Medis. Kode yang tidak akurat dapat mempengaruhi kualitas informasi Kesehatan dan pembiayaan Kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keakuratan pengkodean diagnosis tuberculosis di RSU Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian ini adalah rekam medis berdiagnosa Tuberculosis pada bulan januari hingga maret tahun 2021 berjumlah 144 berkas rekam medis. Sample yang di peroleh sebanyak 59 rekam medis dengan menggunakan metode Slovin dan Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat ketepatan kode diagnosa Tuberculosis dari 59 rekam medis yang diteliti diperoleh hasil dari kode penyakit yang tepat ialah 13 rekam medis atau 22,03% dan kode yang tidak tepat sebanyak 46 rekam medis atau 77,96% diantaranya terdapat berkas yang tidak dilakukan kodefikasi 54,23% (32 berkas) dan diagnosa yang dilakukan kodefikasi 45,76% (27 berkas) dari 59 sampel berkas rekam medis diagnosa Tuberculosis pada RSU Tangerang Selatan.
KETEPATAN KODE DIAGNOSIS PENYAKIT UNTUK KLAIM BIAYA DITINJAU DARI BERBAGAI LITERATUR Kristina, Indah; Indah, Fenita Purnama Sari; Detyas, Vicy Varia
EDU RMIK Jurnal Edukasi Rekam Medis Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2022): EDU RMIK: Jurnal Edukasi Rekam Medis Informasi Kesehatan
Publisher : STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTThe accuracy of the diagnosis code in the medical record file is used as a basics for claiming fees. The patient diagnosis code if not coded accurately results in the resulting information will have a low level of validation. Thus, an accurate and absolute code must be obtained in order to be accounted for. Writing a specific main diagnosis can make it easier for coding officers to provide the code, making it easier for officers to analyze and reporting to make disease recapitulation reports, used as a basis for grouping CBG (Case Based Groups) for billing systems for payment of service fees. The purpose of this study is to determine the accuracy of disease diagnosis codes for cost claims in terms of various literature. The method used is the method of Literature Study or Literature Study relating to the accuracy of the disease diagnosis code for cost claims in terms of various literature. From 5 journals found that the level of accuracy of the code is still not perfect because it is not 100%. Coder competence is a factor that influences the level of accuracy of disease code coding for cost claims. So that many claim files are not smooth and returned by verifies. The lack of participation in attending seminars and training on coding and the development of new diseases. In addition, writing a diagnosis that is still less readable causes the code to be incorrect in giving the disease code. The conclusion that can be drawn is that there are several factors that influence the still many inaccuracies in the giving of disease codes, namely writing unclear diagnoses, lack of training code and experience and errors in coding for the main code in the claim process.ABSTRAKKeakuratan kode diagnosis pada berkas rekam medis dipakai sebagai dasar terkait dengan klaim biaya. Kode diagnosis pasien apabila tidak terkode dengan akurat mengakibatkan informasi yang dihasilkan akan mempunyai tingkat validasi yang rendah. Dengan demikian kode yang akurat dan mutlak harus diperoleh agar dapat dipertanggungjawabkan. Penulisan diagnosis utama yang spesifik dapat memudahkan petugas koding dalam pemberian kodenya, memudahkan petugas analising dan reporting untuk membuat laporan rekapitulasi penyakit, digunakan sebagai bahan dasar dalam pengelompokkan CBG (Case Based Groups) untuk sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan. Tujuan dar penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan kode diagnosis penyakit untuk klaim biaya ditinjau dari berbagai literatur. Metode yang digunakan adalah metode Studi Literatur atau Studi Pustaka yang berhubungan dengan ketepatan kode diagnosis penyakit untuk klaim biaya ditinjau dari berbagai literatur. Dari 5 jurnal didapatkan bahwa tingkat ketepatan kode masih belum sempurna karena belum 100%. Kompetensi koder merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat ketepatan pemberian kode penyakit untuk klaim biaya. Sehingga banyak berkas klaim yang tidak lancar dan dikembalikan oleh verifikator. Minimnya partisipasi mengikuti seminar dan pelatihan mengenai koding dan perkembangan penyakit baru. Selain itu, penulisan diagnosa yang masih kurang terbaca menyebabkan koder salah dalam memberi kode penyakit. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masih banyaknya ketidaktepatan dalam pemberian kode penyakit yaitu penulisan diagnosa yang kurang jelas, koder yang kurang pelatihan dan pengalaman dan kesalahan dalam pemberian kode untuk kode utama dalam proses klaim.
Evaluasi Kode Diagnosis Dan Tindakan Medis Gigi Dan Mulut Pasien Rawat Jalan: Sebuah Studi Kuantitatif Dinaya, Nadhira Putri; Kristina, Indah; Kuntoadi, Gama Bagus
EDU RMIK Jurnal Edukasi Rekam Medis Ilmu Kesehatan Vol 4, No 2 (2025): EDU RMIK: Jurnal Edukasi Rekam Medis Informasi Kesehatan
Publisher : STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/erjermik.v4i2.1150

Abstract

Ketepatan kode diagnosis dan tindakan medis sangat berpengaruh terhadap mutu rekam medis, pelaporan, dan proses klaim pembiayaan. Pemberian kode diagnosis mengacu pada ICD-10, sementara pemberian kode tindakan medis mengacu pada ICD-9 CM. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat ketepatan pengkodean diagnosis penyakit gigi dan mulut masih rendah, antara 57-62%. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi ketepatan kode diagnosis dan tindakan medis penyakit gigi dan mulut pasien rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara Lemdiklat Polri, dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidaktepatannya. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Sampel objek penelitian berjumlah 198 diagnosis gigi dan mulut, sampel subjek penelitian adalah 2 petugas koder rawat jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RS sudah memiliki SPO Kodefikasi, tingkat ketepatan kode diagnosis 69.19%, sementara ketidaktepatan 30.81%. Pada kode tindakan medis, kode tepat 31.82%, sedangkan kode tidak tepat 50.51%, dan sebesar 17.67% tidak dikode atau tidak dicatat tindakan medisnya. Faktor penyebab ketidaktepatan yaitu penggunaan singkatan yang tidak baku, dan koder masih menggunakan laman internet untuk mencari kode dan terminologinya. Teridentifikasi Sumber Daya Manusia petugas koder lulusan Non DIII/DIV/S1 Rekam Medis. RS. Bhayangkara Lemdiklat Polri dapat menyusun buku pedoman penggunaan singkatan khusus untuk klinik gigi dan mulut, serta memberikan pelatihan kepada koder terkait kodefikasi penyakit dan tindakan medis.