Penelitian ini membahas strategi pembinaan kepribadian dalam menciptakan lingkungan yang harmonis di Lapas Kelas IIB Siborong-Borong. Lembaga pemasyarakatan memiliki peran penting tidak hanya sebagai tempat menjalani pidana, tetapi juga sebagai sarana rehabilitasi agar narapidana mampu kembali ke masyarakat dengan sikap positif. Namun, pelaksanaan pembinaan masih menghadapi tantangan seperti overkapasitas, keterbatasan sarana prasarana, minimnya tenaga pembina kompeten, serta rendahnya motivasi warga binaan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Data dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman dengan tahapan pengumpulan, reduksi, penyajian, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan kepribadian, khususnya melalui kegiatan rohani Islam dan Nasrani, mampu menumbuhkan kesadaran beragama, mengendalikan emosi, serta membentuk perilaku yang lebih baik. Strategi pembinaan dilakukan melalui pendekatan informatif, partisipatif, dan eksperiensial dengan metode bimbingan individu maupun kelompok. Interaksi humanis antara petugas dan warga binaan terbukti efektif menciptakan suasana kekeluargaan yang mendorong keberhasilan program. Meski demikian, hambatan berupa keterbatasan fasilitas, SDM, anggaran, dan latar belakang sosial warga binaan masih menjadi tantangan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan kompetensi petugas, dukungan anggaran, serta pendekatan pembinaan yang lebih personal, humanis, dan berkelanjutan untuk mewujudkan lingkungan lapas yang harmonis dan kondusif.