Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Stigma Kesehatan Mental dan Perilaku Mencari Bantuan Di Kalangan Mahasiswa: A Scoping Review Khoirunnisha, Naylla; Sriati, Aat
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.3366

Abstract

Stigma terkait kesehatan mental, baik bersifat publik maupun internal, menjadi penghambat kritis bagi perilaku pencarian bantuan profesional di kalangan mahasiswa, yang merupakan isu kesehatan global yang semakin mendesak di lingkungan pendidikan tinggi. Scoping review ini secara sistematis memetakan berbagai tampilan stigma tersebut serta pengaruhnya terhadap partisipasi mahasiswa dalam layanan psikologis. Dengan menggunakan pedoman PRISMA-ScR, telaah literatur mencakup publikasi ilmiah dari basis data Scopus antara 2021 hingga 2025, menganalisis secara mendalam tujuh studi dengan desain kualitatif, kuantitatif, dan campuran (mixed-methods). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stigma kesehatan mental merupakan fenomena multidimensi, yang bentuk dan intensitasnya dipengaruhi secara kompleks oleh tingkat literasi kesehatan mental, konteks latar belakang budaya, pengalaman pribadi individu, serta norma sosial yang dominan di lingkungan kampus. Secara signifikan, stigma terbukti menjadi faktor penentu utama yang tidak hanya menurunkan niat tetapi juga perilaku aktual (behaviour) dalam mencari bantuan, sehingga turut memperlebar kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan mental. Penelitian ini juga menemukan bahwa intervensi pendidikan untuk meningkatkan literasi, pengalaman klinis yang terstruktur, dan pendekatan berbasis komunitas telah terbukti efektif dalam menurunkan tingkat stigma dan meningkatkan partisipasi mahasiswa dengan layanan psikologis. Oleh karena itu, hasil review ini menekankan pentingnya penerapan pendekatan yang holistik, kontekstual, dan berkelanjutan dalam merancang strategi untuk mengatasi stigma. Strategi tersebut harus bisa beradaptasi dengan berbagai karakteristik mahasiswa agar dapat menciptakan ekosistem kampus yang inklusif dan mendukung secara psikologis