Kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai diterapkan secara nasional pada tahun 2025 sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan pemenuhan gizi peserta didik dan mendukung proses belajar yang optimal. Implementasi kebijakan ini membawa konsekuensi terhadap berbagai layanan pendukung di sekolah, salah satunya manajemen layanan khusus kantin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan MBG terhadap manajemen layanan kantin di SMA Negeri 2 Malang, sekolah yang telah lama mengimplementasikan konsep “kantin sehat”. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pengelola kantin, dan peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan MBG memengaruhi operasional kantin, terutama dalam menurunkan frekuensi pembelian makanan berat oleh peserta didik karena sebagian kebutuhan gizi telah dipenuhi melalui program MBG. Namun, penjualan makanan ringan dan minuman tetap stabil karena menjadi alternatif siswa saat menunggu pembagian MBG atau ketika menu yang disediakan tidak sesuai selera. Selain itu, integrasi MBG dengan layanan kantin mendorong sekolah untuk menyesuaikan variasi menu, memperkuat pengawasan mutu makanan, serta meningkatkan koordinasi dengan puskesmas dan pihak terkait. Di sisi lain, pendistribusian MBG berpotensi mengganggu proses belajar mengajar apabila datang tidak sesuai jadwal. Secara keseluruhan, kebijakan MBG berdampak ganda pada layanan kantin: menuntut penyesuaian manajerial sekaligus memperkuat praktik kantin sehat dalam menyediakan makanan higienis, aman, dan bergizi bagi siswa.