Peningkatan kasus stres dan kecemasan pada remaja sekolah menengah pertama menuntut adanya strategi pendampingan psikososial yang efektif dan kontekstual. Keterbatasan jumlah konselor profesional di sekolah menimbulkan kebutuhan akan alternatif berbasis komunitas siswa, salah satunya melalui pelatihan konseling sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan program pelatihan konseling sebaya bagi siswa kelas VIII SMPK St. Theresia Kupang serta menganalisis dampaknya terhadap keterampilan komunikasi empatik, mendengarkan aktif, dan dukungan sosial antar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan pelatihan dan pendampingan (training and mentoring approach) dengan partisipan sebanyak enam siswa yang dipilih berdasarkan rekomendasi guru bimbingan dan konseling serta wali kelas. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan refleksi kegiatan, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman konsep konseling sebaya, kemampuan empati, dan keterampilan komunikasi efektif, dengan rata-rata peningkatan sebesar 30–35% dibandingkan sebelum pelatihan. Peserta juga menunjukkan perubahan perilaku positif berupa keberanian menyampaikan pendapat, kesadaran menjaga kerahasiaan, serta peningkatan solidaritas antar teman. Dengan demikian, pelatihan konseling sebaya terbukti efektif sebagai bentuk intervensi untuk mengembangkan keterampilan sosial-emosional siswa SMP serta memperkuat iklim sekolah yang suportif dan empatik. Secara teoretis, penelitian ini memperkaya kajian bimbingan dan konseling berbasis sebaya, sedangkan secara praktis, menawarkan model implementatif yang dapat direplikasi dalam konteks pendidikan lain dengan sumber daya terbatas.