Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DESAIN SISTEM REGENERATIF PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP ARSITEKTUR PERMAKULTUR DI LEBAK BULUS, JAKARTA SELATAN Nathania, Flavenie; Suteja, Mekar Sari
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 7 No. 2 (2025): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v7i2.35560

Abstract

The phenomenon of organic waste processing sites in Indonesia particularly the accumulation of fruit and vegetable peels being transformed into valuable products such as eco-enzymes, compost, animal feed, biogas, and bioplastics has attracted public attention as an effective solution to reduce waste and support environmental sustainability. The issue of organic waste highlights the growing need for processing spaces that are not only practical but also foster harmony between humans and nature. The absence of such spaces that can create this harmony has now become a pressing concern. The aim is to establish an organic waste processing facility through the application of permaculture architecture and fermentation principles to build a regenerative system and encourage community involvement in waste management. This research employs a qualitative approach by conducting literature reviews, survey interviews, and on-site observations. The writing process begins with data collection, followed by analysis to develop the permaculture architecture concept. The findings show that applying permaculture principles such as care for the Earth, care for people, and fair share along with the management of zones zero to five as part of a productive ecosystem, has significant ecological and social impacts. Located in Lebak Bulus, this project serves as a regenerative laboratory that integrates architecture, waste, and community, while reviving the land’s former agricultural function. The program includes educational facilities, community spaces, and productive land that support food security and long-term sustainability. Keywords: community; fermentation; permaculture; regenerative; waste  Abstrak Fenomena tempat pengolahan sampah organik yang menumpuk di Indonesia, terutama kulit buah dan sayur, menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti eco-enzym, kompos, pakan hewan, biogas, dan bioplastik, memikat perhatian masyarakat sebagai solusi efektif untuk mengurangi sampah dan mendukung kelestarian lingkungan. Isu sampah organik mendorong munculnya kebutuhan ruang pengolahan yang tidak hanya praktis, tetapi juga membangun keharmonisan antara manusia dan alam. Ketiadaan tempat pengolahan yang dapat menciptakan keharmonisan antara manusia dan alam ini kini menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Tujuannya adalah menghadirkan tempat pengolahan sampah organik melalui penerapan prinsip arsitektur permakultur dan fermentasi untuk membangun sistem regeneratif serta mendorong keterlibatan komunitas dalam pengelolaan sampah organik. Metode penelitian ini mengaplikasikan pendekatan kualitatif dengan melakukan kajian pustaka, wawancara survei, dan observasi di lokasi. Langkah penulisan dimulai dengan pengumpulan data, kemudian dianalisis untuk mengembangkan konsep arsitektur permakultur. Hasil interpretasi menunjukkan bahwa penerapan prinsip permakultur seperti kepedulian terhadap bumi, manusia, dan pembagian yang adil, serta pengelolaan dari zona nol hingga lima sebagai bagian dari ekosistem produktif memberikan dampak ekologis dan sosial yang signifikan. Berlokasi di Lebak Bulus, tempat ini berfungsi sebagai laboratorium regeneratif yang mengintegrasikan arsitektur, sampah, dan komunitas serta menghidupkan kembali fungsi lahan perkebunan. Temuan program mencakup fasilitas edukasi, ruang komunitas, dan lahan produktif yang mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan.