Climate change and land subsidence have increased the frequency of tidal flooding issues in coastal areas of Jakarta, especially in Muara Baru, North Jakarta. These floods have caused various environmental problems and led to a decline in the residents' quality of life. Issues include infrastructure damage, building deterioration, and poor groundwater quality. These impacts have resulted in the loss of housing, livelihoods, and daily activities in the area. This paper aims to offer a regenerative architectural solution through the application of amphibious architecture as a strategy for revitalizing areas affected by tidal flooding. The goal is to restore the area's activities and ecosystems across environmental, social, and economic aspects. The literature review covers principles of regenerative architecture, adaptive technologies of amphibious structures, and case studies of floating and amphibious settlements in flood-prone areas. The methodology uses a qualitative approach, including site analysis (macro, meso, and micro scales), bio-morphological studies, and the integration of ecological systems into architectural design. The result is an adaptive solution to climate change and land subsidence that enhances the social and ecological aspects of the area through amphibious architecture. It also identifies the most suitable amphibious structural typology for the Muara Baru site based on bio-morphological studies. Keywords: amphibious; flood; Muara Baru; regenerative; revitalizing Abstrak Perubahan iklim dan penurunan muka tanah menyebabkan peningkatan frekuensi isu banjir rob di kawasan pesisir Jakarta, terutama di Muara Baru, Jakarta Utara. Akibat banjir rob ini menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan dampaknya adalah penurunan kualitas hidup masyarakat di kawasan ini. Berbagai masalah lingkungan yang timbul antara lain adalah kerusakan infrastruktur, rusaknya berbagai bangunan, dan kualitas air tanah yang buruk. Dari masalah tersebut mengakibatkan hilangnya tempat tinggal, mata pencaharian, dan aktivitas pada kawasan ini. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan solusi arsitektur yang regeneratif berupa penggunaan arsitektur amfibi sebagai strategi revitalisasi kawasan terdampak rob. Sehingga dengan ini diharapkan dapat memunculkan kembali aktivitas dan ekosistem pada kawasan ini dari aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Kajian literatur mencakup mengenai prinsip arsitektur regeneratif, teknologi adaptif arsitektur amfibi, dan studi preseden bangunan atau pemukiman apung dan amfibi di wilayah rawan banjir. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui analisis tapak (makro, meso, mikro), studi bio-morfologi, dan integrasi sistem ekologis ke dalam desain arsitektur. Hasilnya berupa solusi adaptif terhadap perubahan iklim dan penurunan muka tanah yang dapat meningkatkan aspek sosial dan ekologis kawasan melalui penggunaan arsitektur amfibi serta menunjukkan jenis struktur amfibi dari studi bio-morfologi yang paling cocok digunakan pada lokasi Muara Baru yang akan dirancang.