The rapid development of urban environments has led to various negative impacts on human well-being, particularly in the form of sensory overstimulation that contributes to a decline in quality of life. Individuals experiencing mental health issues such as stress, anxiety, and depression are increasingly vulnerable to dense, noisy urban settings that lack green spaces. This background highlights the need for an architectural approach that responds holistically to these challenges. This study aims to design a nature-based meditation center in the Sentul area using a regenerative architectural approach that is ecologically integrated. The main objective is to create a space for mental healing that also functions as a living, adaptive, and sustainable ecological system. The research adopts a qualitative-descriptive method, including literature review, site observation, and site analysis. The theoretical foundation encompasses regenerative architecture principles, bioclimatic design strategies, and psychological approaches related to nature-based therapy and meditation practices. The design focuses on incorporating natural elements such as sunlight, cross ventilation, organic materials, local vegetation, and contemplative circulation flows. The design outcome presents a meditation center that facilitates a calming multisensory experience through the integration of natural elements. The resulting space not only supports personal mental recovery but also functions as part of a regenerative ecological system, strengthening the relationship between humans and nature in a sustainable manner. Keywords: ecological; meditation; mental health; nature; regenerative Abstrak Perkembangan lingkungan urban yang pesat telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kesejahteraan manusia, khususnya dalam bentuk overstimulasi sensorik yang berujung pada penurunan kualitas hidup. Individu yang mengalami gangguan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi semakin rentan terhadap kondisi lingkungan perkotaan yang padat, bising, dan minim ruang hijau. Latar belakang ini mendorong perlunya pendekatan arsitektur yang mampu merespons tantangan tersebut secara holistik. Penelitian ini bertujuan merancang sebuah pusat meditasi berbasis alam di kawasan Sentul dengan pendekatan arsitektur regeneratif yang terintegrasi secara ekologis. Tujuan utama dari perancangan ini adalah menciptakan ruang pemulihan mental yang sekaligus menjadi bagian dari sistem ekologis yang hidup, adaptif, dan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif-deskriptif, yang mencakup studi literatur, observasi lapangan, dan analisis tapak. Landasan teoritis yang digunakan meliputi prinsip arsitektur regeneratif, desain bioklimatik, serta pendekatan psikologis dalam terapi berbasis alam dan praktik meditasi. Strategi desain difokuskan pada pemanfaatan elemen alami seperti pencahayaan matahari, ventilasi silang, material organik, vegetasi lokal, dan perancangan sirkulasi yang mendukung kontemplasi. Hasil perancangan menghasilkan sebuah pusat meditasi yang memfasilitasi pengalaman multisensorik yang menenangkan melalui integrasi elemen-elemen alami. Ruang yang dihasilkan tidak hanya mendukung pemulihan mental secara personal, tetapi juga berfungsi sebagai sistem ekologis yang regeneratif, memperkuat keterhubungan antara manusia dan alam secara berkelanjutan.