Werdiningsih , Yuli Kurniati
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Makna Makanan Tradisional Jawa dalam Slametan Nyewu di Desa Baran Dukuh Lor Kecamatan Ambarawa: Penelitian Nugroho, Sri Prihatin; Werdiningsih , Yuli Kurniati; Sunarya, Sunarya
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3488

Abstract

Nyewu merupakan salah satu tradisi masyarakat Jawa yang hingga kini masih dilestarikan di berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Tradisi ini bertujuan untuk mendoakan keluarga atau kerabat yang telah meninggal, dan biasanya dilaksanakan hingga seribu hari setelah kematian. Daerah Desa Baran Dukuh Lor, Kecamatan Ambarawa, nyewu tetap terjaga dan memiliki keunikan berupa penggunaan makanan tradisional sebagai bagian penting dalam upacara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce untuk mengkaji makna simbolik makanan yang digunakan dalam nyewu. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Analisis dilakukan dengan menjelaskan tiga elemen tanda, yaitu representamen, objek, dan interpretant, untuk memahami makna budaya dan spiritual di balik setiap makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan dalam nyewu memiliki makna simbolis yang mencerminkan hubungan spiritual antara manusia dan arwah leluhur. Kue apem melambangkan pengampunan dan perlindungan, kue pasung merepresentasikan peneguhan spiritual, pisang dimaknai sebagai tongkat (teken) simbolik bagi arwah dalam perjalanan menuju alam baka, sedangkan sego langgi menggambarkan bekal serta keseimbangan hidup. Melalui simbol-simbol tersebut, masyarakat mengekspresikan doa, penghormatan, dan kasih sayang kepada almarhum sekaligus memperkuat solidaritas sosial dan kearifan lokal. Makanan dalam nyewu berfungsi tidak hanya sebagai persembahan ritual, tetapi juga sebagai media komunikasi spiritual antara manusia, leluhur, dan Tuhan.