COVID-19 merupakan wabah penyakit pernapasan yang menjadi pandemi pada akhir tahun 2019. Wabah tersebut menyebabkan pasien yang terinfeksi mengalami penyakit pernapasan baik yang ringan, sedang, berat, hingga kritis yang dapat menyebabkan kematian. Namun, hingga saat ini belum ada terapi spesifik untuk mengatasinya. Terapi yang paling banyak digunakan saat ini adalah antivirus, seperti remdesivir dan favipiravir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas antivirus remdesivir dan favipiravir dalam memperbaiki gejala dan durasi perawatan pasien COVID-19 derajat sedang hingga kritis di Rumah Sakit Universitas Airlangga pada bulan Mei-Juni 2021. Metode penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan metode kohort retrospektif. Ini diperoleh dari rekam medis pasien COVID-19 derajat sedang hingga kritis yang menggunakan antivirus remdesivir dan favipiravir di RS Universitas Airlangga. Data dikumpulkan menggunakan teknik total sampling dan diuji dengan Mann-Whitney. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, komorbiditas, tingkat keparahan, obat antivirus, dan lama pengobatan. Dari 130 subjek penelitian, 27 pasien menggunakan remdesivir dan 103 pasien menggunakan favipiravir. Hasil uji menunjukkan bahwa uji antara antivirus dan waktu perbaikan gejala menunjukkan p = 0,015 (p < 0,05) yang berarti signifikan, sedangkan uji antara antivirus dan lama pengobatan menunjukkan p = 0,018 (p < 0,05) yang berarti signifikan. Jadi, kesimpulannya adalah terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara penggunaan remdesivir dan favipiravir terhadap waktu perbaikan gejala dan lama pengobatan pasien COVID-19 derajat sedang hingga kritis.