Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA SAYAT DARI EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) Ilsanna Surbakti, Christica; Sembiring, Evarina; Gustiani Tarigan, Yenni
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 2 No. 2 (2020): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) mengandung senyawa kimia antara lain golongan gula dan karbohidrat, protein, asam amino, glikosida, tanin, alkaloid, saponin, flavonoid, dan steroid/terpenoid. Khasiat daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) dalam membantu proses penyembuhan luka belum banyak diketahui. Ekstrak daun bangun-bangun yang digunakan pada luka sayat mencit memiliki khasiat dalam penyembuhan luka. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penyembuhan luka sayat dan untuk mengetahui aktivitas konsentrasi yang paling efektif dalam penyembuhan luka sayat dari ekstrak daun bangun-bangun. Metode Penelitian ini menggunakan eksperimental meliputi pengambilan sampel, identifikasi tumbuhan, pembuatan simplisia, karakteristik simplisia, pembuatan ekstrak refluks, skrining, persiapan hewan uji, perlakuan ekstrak daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) terhadap luka sayat pada mencit jantan (Mus musculus). Hasil penelitian yang diperoleh adalah uji karakteristik simplisia memenuhi syarat kadar air, kadar sari larut etanol, kadar sari larut air, kadar abu total, dan kadar abu tak larut asam. Uji Skrining pada daun bangun-bangun mengandung alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, steroid/terpenoid, glikosida. Uji aktivitas luka sayat pada mencit jantan dari H1-H14, K+ luka tertutup sempurna pada rata-rata 6,4 hari, K- luka tertutup sempurna pada rata-rata 13,2 hari, P1 luka tertutup sempurna pada rata-rata 10 hari, P2 luka tertutup sempurna pada rata-rata 9 hari dan P3 luka tertutup sempurna pada rata-rata 6,4 hari. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak daun bangun-bangun memiliki aktivitas dalam penyembuhan luka sayat pada mencit dan ekstrak daun bangun-bangun konsentrasi 10%, 20% , 30% memberikan efek penyembuhan luka sayat pada mencit, dan yang paling cepat dalam penyembuhan luka sayat pada mencit yaitu pada konsentrasi 30% dengan lama penyembuhan 6,4 hari.
PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA IODIMETRI PADA TOMAT CHERRY KUNING (Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK Fitri, Widya; Manurung, Kesaktian; Gustiani Tarigan, Yenni
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 3 No. 1 (2021): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vitamin C is a vitamin that is necessary for a healthy body. Vitamin C is one of the water-soluble vitamins and has a strong reducing power. This reducing power of vitamin C is the reason for choosing the method of determining its levels by iodimetry. The purpose of this study was to determine the levels of vitamin C contained in Yellow Cherry Tomatoes (Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme) which were hydroponically cultivated and those grown in soil were carried out by iodimetry.This method uses a descriptive method, namely to examine the levels of Vitamin C samples contained in Yellow Cherry Tomatoes (Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme) which are cultivated hydroponically and planted in the ground.Based on the results of the analysis carried out by iodimetric titration, the average level of vitamin C in Yellow Cherry Tomatoes cultivated hydroponically was 29,55 ± 1,2854 mg/100 g and the average level in Yellow Cherry Tomatoes grown in soil was 25,09 ± 1,2862 mg/100 g. Based on these results, it can be concluded that the levels of vitamin C in Yellow Cherry Tomatoes that are cultivated hydroponically are higher than the levels of vitamin C grown in the soil due to different growth factors and plant nutrients.