p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Medis Umum
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja dengan Ketepatan Pemilihan Produk Kosmetik Pemutih Kulit pada Siswi SMK di Kediri Mulki , Majda Laka Malikal; Triastuti , Nenny; Rahmawati , Yuli Wahyu; Srihartati , Enik
JurnalMU: Jurnal Medis Umum Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Medis Umum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmu.v2i1.25636

Abstract

Latar Belakang: Di Indonesia saat ini tidak sedikit masyarakat beranggapan bahwa perempuan cantik itu mereka yang berkulit putih seperti orang Korea. Obsesi berkulit putih membuat kalangan remaja putri menempuh berbagai macam cara agar kulitnya lebih putih daripada sebelumnya. Kepercayaan yang timbul bahwa orang yang berkulit putih itu cantik dan berkuasa mulai ada sejak penjajahan bangsa Eropa di Asia Selatan dan Asia Tenggara, karena suatu alasan yaitu ras kulit putih merupakan penguasa dan ras pribumi setempat merupakan jajahan. Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja dengan ketepatan pemilihan produk kosmetik pemutih kulit pada siswi SMK di Kediri. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling pada siswi SMK di Kediri. Hasil: Dari uji analisis menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan produk dengan jumlah responden 62 orang, p value yang didapatkan adalah 0,00 taraf signifikansi (p<0,05) artinya terdapat hubungan antara variabel independent dan dependent. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan siswi dengan ketepatan pemilihan produk kosmetik pemutih kulit pada siswi SMK di Kediri. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Ketepatan Pemilihan, Kosmetik Pemutih Kulit
Perbedaan Efek Monoterapi dan Politerapi Obat Antiepilepsi (OAE) terhadap Kekambuhan Kejang Pasien Epilepsi di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang NURULLAH, ARIA; Irfana, Laily; Triastuti , Nenny
JurnalMU: Jurnal Medis Umum Vol 2 No 2 (2025): JurnalMU: Jurnal Medis Umum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmu.v2i2.25668

Abstract

Epilepsi merupakan satu dari penyakit neurologi yang dapat menyebabkan kematian dan disabilitas. Menurut World Health Organization (WHO) terdapat sekitar 50 juta orang menderita epilepsi di dunia. Negara berkembang seperti Indonesia memiliki angka kejadian epilepsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju yaitu 139 per 100.000 penduduk. Terapi utama epilepsi adalah dengan pemberian obat antiepilepsi (OAE) jangka panjang dengan tujuan untuk mengontrol kekambuhan kejang. Kendala pengobatan yang dapat ditemui pada pasien epilepsi adalah efek samping obat, jenis obat lebih dari satu (politerapi), jangka waktu konsumsi obat yang panjang membuat pasien cenderung berujung putus pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efek monoterapi dan politerapi OAE terhadap kekambuhan kejang pasien di RS Siti Khodijah Sepanjang. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling yang didasarkan pada kriteria inklusi dna eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan 32 (68%) sampel mendapatkan OAE monoterapi, 31 (96.9%) diantaranya mengalami kekambuhan dan 1 (3.1%) lainnya tidak mengalami kekambuhan kejang. Sedangkan 15 (32%) sampel lainnya mendapatkan OAE politerapi dengan 11 (73.3%) sampel mengalami kekambuhan kejang dan 5 (26.7%) lainnya tidak mengalami kekambuhan kejang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan efek monoterapi dan politerapi OAE pada pasien epilepsi di RS Siti Khodijah Sepanjang.
HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN KEJADIAN DERMATOFITOSIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN Risanti, Alisya Fitria; Rahmawati , Yuli Wahyu; Triastuti , Nenny; Ibrahimiyah, Nur Aisah
JurnalMU: Jurnal Medis Umum Vol 2 No 2 (2025): JurnalMU: Jurnal Medis Umum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmu.v2i2.25675

Abstract

Latar belakang: Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka, yang berfungsi untuk bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga sumber energi utama bagi otak. Terjadinya kadar glukosa darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh akibatnya tubuh sulit untuk melawan infeksi. Selain itu juga, dapat meningkatkan virulensi beberapa patogen, penurunan produksi interleukin, pengurangan kemotaksis dan pengurangan aktivitas fagositosis, sehingga rentan terjadi infeksi salah satunya adalah Dermatofitosis. Dematofitosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofita yang menyerang jaringan mangandung keratin seperti, kuku, rambut, dan stratum korneum pada epidermis. Di Indonesia prevalensi kejadian dermatofitosis sebanyak 52% dari seluruh kasus dermatomikosis. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah dengan kejadian dermatofitosis di Poli Klinik RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Metode: Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah semua pasien kulit kelamin dan menyetujui informed consent. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis kulit kelamin, pemeriksaan KOH 10%, dan alat glukometer. Analisis statistik dilakukan untuk menentukan hubungan antara kadar glukosa darah dengan kejadian Dermatofitosis. Hasil: Berdasarkan hasil analisis statistik uji korelasi menunjukkan bahwa nilai chi-square p-value sebesar 0,164. Nilai signifikan tersebut menunjukan p>0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dengan krjadian dermatofitosis di Poli Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dengan kejadian dermatofitosis di Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Kata kunci: Dermatofitosis, Kadar Glukosa Darah, Infeksi Jamur