Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MAKNA PRODUKSI DALAM SURAT AL-HADID: 25 DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Riza Wahyu Rahmanda; Diana Wulandari; Achmad Basofitrah; Safa Salsabila Kurnia Widayanti; Imelda Musarofah
HARAMAIN : Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 5 No. 02 (2025): HARAMAIN : JURNAL MANAJEMEN BISNIS
Publisher : HARAMAIN : Jurnal Manajemen Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas makna produksi dalam perspektif ekonomi Islam dengan merujuk pada Surat Al-Hadid ayat 25, yang menekankan bahwa besi merupakan simbol kekuatan dan manfaat besar bagi kehidupan manusia. Dalam Islam, kegiatan produksi tidak sematamata bertujuan memenuhi kebutuhan material, tetapi juga sebagai bentuk ibadah, tanggung jawab sosial, dan upaya menciptakan kemaslahatan (kebaikan bersama) dalam kerangka syariah. Para ahli ekonomi Islam seperti Yusuf Qardhawi, Kahf, dan Rawwas Qalahji menegaskan bahwa produksi harus dilakukan secara halal, bermanfaat, dan tidak membahayakan, serta mengedepankan nilai-nilai moral dan spiritual. Tujuan utama dari produksi dalam Islam adalah mencapai falah (kebahagiaan dunia dan akhirat), melalui pemenuhan kebutuhan secara moderat, penyediaan sarana ibadah, dan dukungan terhadap kesejahteraan masyarakat. Selain itu, keberhasilan kegiatan produksi sangat dipengaruhi oleh lima faktor utama yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, kemampuan wirausaha, dan teknologi. Keseluruhan proses produksi dalam Islam harus dikelola secara bijak dan bertanggung jawab agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi umat manusia tanpa keluar dari prinsip-prinsip keadilan dan keberkahan. Artikel ini menekankan bahwa produksi dalam Islam bukan hanya aktivitas ekonomi, tetapi juga manifestasi dari nilai-nilai ilahiyah yang menyatu dalam kehidupan manusia.