Penelitian ini akan berfokus pada modal sosial yang terjadi dalam masyarakat hindu pada saat upacara Ngaben. Dari adanya tradisi upacara Ngaben ini muncul berbagai unsur dalam modal sosial dalam masyarakat. Hal inilah yang menarik untuk diteliti, karena dengan adanya tradisi upacara Ngaben maka secara otomatis akan banyak unsur-unsur modal sosial yang muncul dan berdampak dalam pelaksanaan upacara Ngaben secara kesinambungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Landasan teori yang digunakan dalam pelitian ini adalah teori modal sosial Jousairi Hassbullah dan Michael Woolcock. Hasil penelitain ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat Hindu ini memiliki modal sosial yang kuat dan solidaritas tinggi yang ditandai dengan adanya kerjasama dan gotong-royong dalam upacara Ngaben. Hal ini juga buktikan dengan adanya keterlibatan organisasi Sekaa Teruna Teruni yang menjadi wadah dan sarana masyarakat dalam mengeratkan hubungan kekerabatan dan menjalin jaringan dengan lingkungan luar yang memiliki perbedaan kepentingan. Unsur-unsur modal sosial dalam masyarakat Hindu meliputi 1) partisipasi masyarakat; 2) hubungan antar masyarakat dan organisasi Sekaa Teruna Teruni; 3) nilai dan norma dalam upacara Ngaben; 4) serta kepercayaan masyarakat hindu dengan adanya upacara Ngaben. This study focuses on the social capital within Hindu communities during the Ngaben ceremony. Various elements of social capital emerge from this traditional ceremony, making it a compelling subject of research. The Ngaben tradition inherently generates numerous aspects of social capital, influencing the sustainable implementation of the ceremony. The research employs a descriptive qualitative method. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation. Data validation involves data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The theoretical framework is based on the social capital theories of Jousairi Hassbullah and Michele Woolcock. The findings indicate that Hindu communities possess strong social capital and high solidarity, as evidenced by collaboration and mutual assistance during the Ngaben ceremony. This is further supported by the active role of the Sekaa Teruna Teruni organization, which serves as a platform for fostering kinship and building networks with external parties with different interests. Elements of social capital identified within Hindu communities include 1) Community participation; 2) Relationships between community members and the Sekaa Teruna Teruni organization; 3) Values and norms observed during the Ngaben ceremony; 4) Trust within the Hindu community regarding the significance of the Ngaben ceremony.