Manik, Keshya Vallerina
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Identifikasi Zona Rawan Longsor Berdasarkan Klasifikasi Kemiringan Lereng di Kabupaten Humbang Hasundutan Br Simatupang, Eliana Renintan; Briggita, Christine Amelia; Manik, Keshya Vallerina; Nazhifah, Aliyah; Marbun, Sahala Fransiskus
MUDABBIR Journal Research and Education Studies Vol. 5 No. 2 (2025): Vol. 5 No. 2 Juni-Desember 2025
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/mudabbir.v5i2.1835

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis kemiringan lereng dan tingkat kerawanan longsor di Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai dasar penyusunan mitigasi bencana berbasis spasial. Indonesia yang berada pada kawasan cincin api memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana geologi, termasuk tanah longsor, terutama pada wilayah dengan topografi curam. Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki fisiografi perbukitan dan pegunungan dengan variasi kemiringan lereng yang signifikan sehingga memerlukan identifikasi zona rawan secara lebih terukur. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa Digital Elevation Model (DEM) dan peta administrasi dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Data diolah menggunakan ArcGIS/ArcMap melalui analisis deskriptif spasial, meliputi perhitungan kemiringan lereng, pengklasifikasian ke dalam lima kategori (0–8%, 8–15%, 15–25%, 25–45%, dan >45%), serta penentuan tingkat kerawanan longsor berdasarkan kategori tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah ini didominasi oleh lereng curam hingga sangat curam, terutama pada bagian barat–utara yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Sebagian besar kecamatan memiliki kemiringan tertinggi 45% hingga >45% sehingga masuk kategori rawan tinggi hingga sangat tinggi. Kecamatan Parlilitan, Pollung, Tarabintang, dan Paranginan termasuk zona paling rawan, sementara Lintong Nihuta menjadi satu-satunya wilayah dengan kerawanan rendah. Temuan ini menegaskan pentingnya prioritas mitigasi bencana dan penataan ruang adaptif pada wilayah berlereng ekstrem.