The development of digital technology has significantly transformed communication patterns and church ministry. This study aims to analyze the effectiveness of social media as an instrument of evangelism and to examine the ethical challenges emerging in the digital context. The research employs a descriptive qualitative method through literature analysis, national statistical data, and theological reflection grounded in Christian ethics. The findings reveal that social media is effective in expanding the reach of evangelism, yet simultaneously generates moral issues such as disinformation, hate speech, privacy violations, and digital fatigue. The novelty of this research lies in developing a four–pillar ethical framework for digital evangelism, content transparency, digital literacy, pastoral digital care, and community accountability contextualized for the Indonesian church in the 21st century. This framework not only addresses the practical needs of ministry in digital spaces but also contributes theoretically to digital theology by emphasizing the integration of media effectiveness and moral responsibility in contemporary evangelism.AbstrakPerkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam pola komunikasi dan pelayanan gereja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas media sosial sebagai sarana penginjilan dan menelaah tantangan etis yang muncul dalam konteks digital. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan analisis literatur, data statistik nasional, serta refleksi teologis berdasarkan prinsip etika Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial terbukti efektif dalam memperluas jangkauan penginjilan, namun pada saat yang sama menimbulkan persoalan moral seperti disinformasi, ujaran kebencian, pelanggaran privasi, dan kelelahan digital. Kebaruan penelitian ini terletak pada pengembangan kerangka etika penginjilan digital berbasis empat pilar, transparansi konten, literasi digital, pastoral digital care, dan akuntabilitas komunitas yang kontekstual bagi gereja Indonesia abad ke-21. Kerangka ini tidak hanya menjawab kebutuhan praktis pelayanan di ruang digital, tetapi juga memberikan kontribusi teoretis terhadap pengembangan teologi digital yang menegaskan integrasi antara efektivitas media dan tanggung jawab moral dalam misi penginjilan masa kini.