Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada pasien rawat inap di rumah sakit. Faktor risiko utama meliputi jenis kelamin, usia, serta riwayat penyakit seperti benign prostatic hyperplasia (BPH), batu saluran kemih, dan diabetes mellitus. Diagnosis ISK dilakukan melalui pemeriksaan urin, darah, dan pencitraan, sedangkan penatalaksanaan mencakup pemberian antibiotik secara empiris atau berbasis hasil kultur dengan durasi yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi proporsi pasien ISK rawat inap berdasarkan karakteristik, diagnosis, dan pola penggunaan antibiotik. Penelitian menggunakan desain deskriptif retrospektif dengan pendekatan studi kasus terhadap 85 pasien rawat inap yang terdiagnosis ISK. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien adalah perempuan (67,1%) dengan usia di atas 40 tahun (54,1%). Riwayat penyakit yang ditemukan meliputi BPH (9,4%), batu saluran kemih (10,6%), dan diabetes mellitus (22,4%). Pemeriksaan urin menunjukkan adanya eritrosit dan leukosit pada sebagian besar pasien, sedangkan pemeriksaan darah memperlihatkan variasi kadar leukosit, neutrofil, dan laju endap darah yang menandakan adanya respons imun. Pencitraan dilakukan secara selektif, dengan USG dan CT scan sebagai metode paling sering digunakan, sementara 41,2% pasien tidak menjalani pencitraan. Sebagian besar pasien mendapat terapi antibiotik empiris (82,4%) dengan durasi 2–7 hari (96,5%), sedangkan 17,6% mendapat terapi berbasis kultur. Disarankan pasien menjaga kebersihan saluran kemih dan mematuhi terapi antibiotik, sementara fasilitas kesehatan perlu menerapkan protokol diagnosis dan penggunaan antibiotik yang rasional.