Masalah lalu lintas di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan seiring pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan infrastruktur jalan, sehingga memerlukan dukungan masyarakat melalui peran Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan komunikasi interpersonal yang efektif antara anggota Polres Mojokerto dan Supeltas sebagai bentuk kolaborasi strategis dalam pengaturan lalu lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana komunikasi interpersonal yang dijalin oleh anggota kepolisian memengaruhi efektivitas kerja, partisipasi, serta loyalitas Supeltas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi partisipatif terhadap anggota Polres Mojokerto dan Supeltas di wilayah Mojosari dan Ngoro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan bersifat dua arah, dipengaruhi oleh konteks sosial-budaya, serta menggunakan unsur verbal dan nonverbal secara adaptif. Pendekatan komunikasi yang empatik, terbuka, dan kolaboratif terbukti meningkatkan koordinasi, rasa percaya, dan partisipasi sukarelawan dalam menjalankan tugas. Komunikasi yang dilakukan juga berperan sebagai jembatan pemaknaan bersama dan alat pengambilan keputusan kolaboratif di lapangan. Penelitian ini menekankan pentingnya pelatihan komunikasi humanis bagi aparat kepolisian untuk memperkuat sinergi antara institusi dan masyarakat. Kesimpulannya, komunikasi interpersonal menjadi kunci keberhasilan kemitraan strategis antara Polres Mojokerto dan Supeltas, serta berkontribusi signifikan terhadap ketertiban dan keselamatan lalu lintas di wilayah tersebut.