<![CDATA[Prestasi akademik matematika pelajar di Indonesia yang masih terbilang sangat rendah berdasaran data Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) 2015 yang disampaikan oleh Kemendikbud, Indonesia meraih skor matematika sebesar 397 poin dengan rata-rata 26 poin, yang masih jauh patokan secara internasional sebesar 50 poin, dimana Indonesia saat itu ada di posisi ke-45 dari 50 negara. Kemudian berdasarkan hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, skill matematika Indonesia berada di posisi ke-72 dari 78 negara dengan perolehan skor rata-rata 379. Sedangkan pada PISA 2015 Indonesia meraih skor rata-rata 386, yang berarti Indonesia mengalami penurunan. Hal ini diyakini karena kepedulian dari walinya yang tidak terpenuhi. Kepedulian atau perhatian ini mencakup bimbingan, pengawasan, dan dukungan dalam kegiatan belajar anak, yang diasumsikan dapat meningkatkan prestasi belajar. Studi literatur ini dilakukan secara kualitatif untuk melakukan analisis mengenai hubungan antara pengawasan/dukungan orang tua dengan pencapaian nilai matematika siswa dengan menganalisis penelitian-penelitian relevan sebelumnya. Dari total 20 penelitian yang dikaji: Tujuh belas penelitian menemukan bahwa kepedulian dari wali menunjukkan korelasi konstruktif dan bermakna bagi pencapaian target akademik matematika siswa, baik pada jenjang SMP maupun SMA. Sementara tiga penelitian lainnya tidak menemukan adanya pengaruh langsung, yang menunjukkan bahwa variabel lain seperti motivasi, kemandirian belajar, dan lingkungan sosial mungkin memainkan peran penting. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa kepedulian dari wali terbukti berkontribusi baik untuk pencapaian target akademik matematika, terutama jika diperkuat oleh faktor internal siswa dan dukungan dari suasana belajar yang menunjang.]]>
