Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan pra-penelitian di SMA Negeri 5 Pontianak yang menunjukkan bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam mengomunikasikan ide-ide matematis secara tertulis pada materi Statistika. Selain itu, ditemukan pula kecenderungan peserta didik mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika, sehingga mengindikasikan adanya keterkaitan dengan Adversity Quotient (AQ). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas X pada materi Statistika ditinjau dari tingkat AQ yang dikategorikan menjadi AQ tinggi (Climber), AQ sedang (Camper), dan AQ rendah (Quitter).Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling, yaitu 6 siswa dari kelas X-H SMA Negeri 5 Pontianak yang terdiri atas masing-masing dua subjek pada kategori AQ tinggi, AQ sedang, dan AQ rendah. Teknik pengumpulan data meliputi tes kemampuan komunikasi matematis, angket AQ, serta wawancara berbasis tugas. Data dianalisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek dengan kategori AQ tinggi (climber) mampu memenuhi seluruh indikator komunikasi matematis, yaitu menyajikan informasi dan langkah penyelesaian secara jelas (written text), merepresentasikan data dalam bentuk tabel atau gambar (drawing), serta menggunakan simbol dan notasi matematika secara tepat (mathematical expression). Subjek dengan kategori AQ sedang (camper) hanya mampu memenuhi sebagian indikator, yaitu written text dan drawing, namun belum konsisten dalam menggunakan simbol atau notasi matematika dengan benar. Sementara itu, subjek dengan kategori AQ rendah (quitter) menunjukkan kemampuan komunikasi matematis yang rendah karena belum mampu memenuhi ketiga indikator tersebut.