Perkembangan kawasan urban di Kota Kendari, khususnya Kecamatan Wua-Wua, menghadapi tekanan pembangunan akibat pertumbuhan penduduk dan kebutuhan infrastruktur. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH) serta meningkatnya konversi lahan yang tidak terkendali sehingga menurunkan kualitas lingkungan. Untuk menjawab tantangan tersebut, konsep Green city menjadi pendekatan strategis yang menekankan keseimbangan aspek ekologis, sosial, dan ekonomi. Salah satu strategi kunci adalah pemanfaatan lahan tidur sebagai ruang hijau baru sekaligus penopang ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan memetakan sebaran lahan tidur di Kecamatan Wua-Wua dengan teknologi pemetaan 3D berbasis citra resolusi tinggi dan perangkat lunak geospasial. Pemodelan 3D digunakan untuk menganalisis karakteristik lahan, termasuk elevasi, kemiringan, dan aksesibilitas, guna menghasilkan rekomendasi pemanfaatan yang sesuai dengan konsep Green city. Metode penelitian meliputi survei lapangan, pengolahan data spasial, dan analisis potensi pemanfaatan lahan tidur. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan distribusi: Bonggoeya dan Anawai potensial untuk hortikultura skala menengah hingga besar, Wua-Wua memiliki lahan tidur terbesar untuk pusat green urban farming, sedangkan Mataiwoi lebih sesuai untuk micro urban farming berbasis komunitas.Kesimpulannya, pemanfaatan lahan tidur dengan pemetaan 3D mampu mendukung implementasi Green city melalui peningkatan ruang hijau produktif, ketahanan pangan, dan mitigasi dampak ekologis, sehingga menjadi instrumen penting dalam pembangunan berkelanjutan di Kota Kendari.