Siska Dewi Mauly Nasution
Universitas Lampung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

IDENTIFIKASI SIFAT KAYU GERGAJIAN PADA INDUSTRI PENGGERGAJIAN (STUDI KASUS: WILAYAH SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH) PESAWARAN) Siska Dewi Mauly Nasution; Susni Herwanti; Christine Wulandari; Indra Gumay Febryano
Journal of People, Forest and Environment Vol. 5 No. 1 (2025): Mei
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jopfe.v5i1.10345

Abstract

Industri penggergajian kayu di Indonesia memainkan peran penting dalam pemanfaatan sumber daya hutan dan mendukung perekonomian lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat kayu gergajian yang digunakan dalam industri sawmill di Kabupaten Pesawaran, khususnya di Kecamatan Way Ratai dan Kecamatan Gedong Tataan. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara dengan pemilik industri, serta studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri sawmill di wilayah ini memanfaatkan berbagai jenis kayu dari hutan rakyat, termasuk bayur (Pterospermum javanicum), durian (Durio zibethinus), jati (Tectona grandis), mahoni (Swietenia macrophylla), dan jabon (Neolamarckia cadamba). Identifikasi kayu yang diamati meliputi sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara fisis, kayu memiliki variasi dalam berat jenis, kadar air, dan arah serat yang memengaruhi stabilitas dan ketahanannya. Dari aspek mekanis, kayu diklasifikasikan berdasarkan kelas kuatnya, dari kelas I (sangat kuat) hingga kelas V (kurang kuat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu dengan kelas kuat antara tertinggi yaitu kayu jati yang tergolong dalam kelas II sedangkan kayu sengon, waru dan jabon tergolong kelas kuat rendah yaitu III- IV sehingga hal tersebut yang menentukan penggunaannya dalam konstruksi dan industri mebel. Sifat kimia kayu memiliki kandungan selulosa dan lignin, juga berpengaruh terhadap daya tahan kayu terhadap serangan organisme perusak, sehingga penelitian ini dapat menjadi acuan bagi industri pengolahan kayu dalam memilih bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan produksi dan mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam pengelolaan hutan rakyat.