Muhamad Rizki Prayuda
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS Muhamad Rizki Prayuda
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 2 No. 3 (2015): JURNAL AGROMEDICINE
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus(HIV).HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, khususnya di Indonesia. Jumlah kasus HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun.HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dan cairan tubuh yangmengandung HIV. Secara umum, pencegahan atau penanganan HIV/AIDS dibagi menjadi empat kategori, yaitu vaksin, inhibitor entri makromolekular HIV, obat antiretroviral dan terapi berbasis asam nukleat. Beberapa jenis tanaman telah diteliti dalam pengembangan terapi HIV dengan potensi menghambat aktivitas HIV-1 reverse transcriptase. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisadisembuhkan. Pencegahan infeksi HIV adalah dengan mengurangi resiko paparan HIV yang dilakukan dengan beberapa cara.[J Agromed Unila 2015; 2(3):232-236]Kata kunci: AIDS, HIV, pencegahan, penanganan
Peran Split Thickness Skin Graft (STSG) pada Open Degloving Muhamad Rizki Prayuda; Anggraeni Janar Wulan
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 5 No. 02 (2018): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Open degloving merupakan salah satu tipe degloving soft tissue injuries (DSTIs), suatu kondisi yang ditandai dengan avulsi kulit dan jaringan subkutan dari otot yang mendasari dan fascia sekunder akibat gaya geser tiba-tiba pada permukaan kulit, terbukti secara klinis sebagai hilangnya jaringan lunak dengan kulit avulsi, serta flap jaringan subkutan dari jaringan dalam yang mendasarinya, bersama dengan abrasi, ecchymosis atau luka kulit. Manajemen cedera degloving dalam kondisi akut adalah resusitasi, termasuk profilaksis tetanus dan manajemen cedera terkait, seperti trauma perut atau kandung kemih dan fraktur. Kemudian, pengobatan definitif dari cedera degloving harus dilakukan. Pada open degloving, debridemen jaringan nekrotik dan otot dasar yang non vital harus dilakukan, lalu ditutup menggunakan skin graft. Split-thickness skin grafts (STSG) digunakan untuk menutupi defek sehingga memungkinkan pengawasan luka yang lebih baik. Lokasi STSG biasanya diambil dari lengan bagian dalam, paha, bokong, kulit kepala, atau perut. STSG ditempatkan pada luka dan diperbaiki dengan jahitan yang dapat diserap. Kesimpulannya, STSG berperan sebagai penutup luka yang terjadi pada open degloving soft tissue injury karena mampu menutup defek yang lebih luas dan membantu mempercepat penyembuhan luka.Kata Kunci : open degloving, skin graft, STSG