Fikri Muhammad Rifai Patongai
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Epidural Hematoma pada Laki-Laki 29 Tahun Dansen Frans Louise Draven Rudyanto; Fikri Muhammad Rifai Patongai; Suharmato Suharmanto
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 10 No. 2 (2023): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v10i2.pp14-18

Abstract

Epidural hematom (EDH) adalah cedera kepala berkaitan dengan perdarahan intrakranial. EDH sering terjadi pada usia produktif (20-30 tahun), yang berkaitan dengan angka kecelakaan lalu lintas. EDH disebabkan trauma kepala yang diakibat kecelakaan lalu lintas. Laporan kasus ini menjelaskan tentang laki-laki usia 29 tahun yang datang dengan kondisi tidak sadarkan diri setelah sebelumnya kepalanya terbentur akibat kecelakaan lalu lintas. Sebelum mengalami penurunan kesadaran untuk kali kedua pasien sempat mengeluhkan nyeri kepala berat, kelemahan ekstremitasnya, dan muntah. Dalam upaya pendiagnosisan dilakukan pemeriksaan fisik head to toe, pemeriksaan penunjang berupa rontgen kepala dan servikal, serta CT-scan tanpa kontras lalu dilakukan tatalaksana kraniotomi evakuasi hematom. Laporan kasus ini dibuat dengan tujuan mengetahui danmengidentifikasi manifestasi klinis, pemeriksaan yang perlu dilakukan, dan mengetahui tatalaksana pada kasus pasien dengan EDH. Kata kunci: Epidural hematoma, tatalaksana
Bronkitis Akibat Kerja: Patogenesis, Diagnosis, Penatalaksanaan dan Pencegahan Syazili Mustofa; Fikri Muhammad Rifai Patongai
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 10 No. 2 (2023): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v10i2.pp27-38

Abstract

Bronkitis akibat kerja adalah peradangan pada salulran nafas besar yang terjadi pada sebagian pekerja yang terpapar oleh berbagai sul bstansi berbahaya seperti debul, ulap, asap, dan sulbstansi lainnya di lingkulngan kerjanya. Peradangan salul ran napas besar tersebult dipicul oleh inhalasi zat berbahaya yang dapat menyebabkan toksisitas sel sel di salulran napas secara langsulng, mengaktivasi makrofag, dan meningkatkan radikal bebas di salul ran napas. Peradangan yang terjadi teruls meneruls akan menimbullkan terjadinya stress oksidatif, produlksi sitokin yang akan memicul peradangan kronis, kerul sakan DNA, yang akhirnya menyebabkan kematian sel dan pembentulkan jaringan parult di salulran napas. Pekerja yang mempul nyai resiko tinggi ul ntulk menderita penyakit ini adalah pekerja yang merokok ataul terpapar asap rokok. Selain paparan rokok, pekerja pada indulstri tambang misalnya penambang batul bara dan batulan keras, pekerja terowongan, pekerja indul stri beton dan pekerja indulstri non-pertambangan misalkan yang bekerja di peternakan dan petani, khul sul snya pada petani yang terpapar pestisida jul ga rentan menderita bronkitis akibat kerja. Peningkatan kejadian penyakit ini julga ditemulkan pada pekerja petul gaskebersihan yang sering terpapar cairan pembersih dan desinfektan. Memahami kompleksitas dari penyakit bronkitis akibat kerja ini penting ul ntulk menulrul nkan angka kejadian penyakit ini. Selain itul, diperlulkan pulla  langkah-langkahkesehatan dan keselamatan kerja yang mencakulp menghindari paparan polultan dan penggul naan alat pelindulng pernapasan yang tepat sangat penting ulntulk mencegah bronkitis.Kata kunci: Bronkitis Kerja, Merokok, Pajanan Iritan, Infeksi