Identifikasi umur kelapa sawit dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh menggunakan citra sensor aktif yang memiliki keunggulan dapat beroperasi siang atau malam dan tidak terpengaruh masalah tutupan awan atau kabut. Adanya perbedaan umur kelapa sawit memengaruhi adanya perbedaan luas kanopi yang menyebabkan terjadinya variasi kekasaran permukaan kanopi sehingga tingkat hamburan balik yang dipancarkan sensor berbeda-beda. Penelitian ini menganalisa keeratan hubungan (korelasi) antara nilai hamburan balik Citra Sentinel-1 dan umur kelapa sawit serta mengkelaskan kelapa sawit berdasarkan umurnya menggunakan data Citra SAR Sentinel-1 dengan dual polarisasi (VV dan VH) mode Interferometric Wide Swath (IW) dan basemap umur kelapa sawit di lokasi kajian. Metodologi penelitian mencakup kegiatan pre-processing (kalibrasi radiometrik, terrain flattened gamma, filtering dan koreksi geometrik), klasifikasi menggunakan algoritma SVM (Support Vector Machines), uji akurasi menggunakan matrik konfusi serta analisa statistik dengan menghitung koefisien korelasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa umur kelapa sawit dan nilai hamburan balik citra Sentinel-1 memiliki hubungan yang kurang erat, karena pada polarisasi VV koefisien korelasinya hanya sebesar 0,531% (sedang) dan untuk polarisasi VH sebesar 0,599% (sedang). Selain itu, hasil uji akurasi klasifikasi menggunakan matriks konfusi memperlihatkan bahwa skenario dengan lebih dari satu variabel menghasilkan tingkat akurasi yang lebih baik.Kata Kunci: Algoritma SVM (Support Vector Machines), Hamburan Balik , Penginderaan Jauh Sensor Aktif, Sentinel-1, Umur Kelapa Sawit