Cabai merah adalah produk hortikultura yang berpeluang karena permintaannya terus meningkat di Indonesia, ditunjukkan dengan konsumsi per kapita yang meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan kebutuhan industri. Kecamatan Ketapang di Lampung Selatan merupakan wilayah sentra utama produksi cabai merah, namun petani menghadapi tantangan utama berupa fluktuasi harga yang tinggi, akibatnya petani memiliki posisi tawar yang rendah sehingga harga lebih banyak ditentukan oleh pedagang. Tujuan penelitian ini untuki menganalisisi strukturi pasar dengan pendekatan pangsai pasari (market share) dan rasio konsentrasi pasar CR4 (Concentration Ratio for Biggest Four) serta mengetahui nilai elastisitasi transmisii hargai cabai merah di tingkat petani (produsen) dan tingkat pengecer di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian menggunakan data sekunder selama bulan Januari 2023 - Maret 2025. Data dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode analisis data regresi linier sederhana. Struktur pasar dalam pemasaran cabai merah di Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan cenderung mengarah pada oligopsoni dengan kekuatan monopsoni yang rendah. Nilai elastisitas transmisi harga cabai merah di Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan sebesar 0,85. Jika ET kurang dari 1, maka kenaikan harga cabai merah sebesar 1% di tingkat pengecer hanya menyebabkan kenaikan harga sekitar 0,85% di tingkat petani. Harga cabai merah di tingkat pengecer turut menentukan harga yang diterima petani. Panjangnya saluran pemasaran memengaruhi elastisitas transmisi harga, sehingga petani di Kecamatan Ketapang, Lampung Selatani hanya menjadi pihak penerima harga yang ditetapkan oleh tengkulak.