Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sidenreng Rappang mendorong peningkatan volume angkutan barang yang secara simultan memicu praktik Overdimension dan Overloading (ODOL). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara karakteristik teknis kendaraan dan perilaku operator dengan tingkat kepatuhan terhadap kebijakan transportasi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif melalui survei terhadap 405 operator truk di Jembatan Timbang Data’e. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis dengan uji validitas, reliabilitas, regresi linier berganda, serta uji asumsi klasik melalui perangkat lunak SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas operator adalah laki-laki berusia 25–30 tahun dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama. Kendaraan yang dominan berupa truk dua as berkapasitas 10–15 ton, sebagian besar telah mengalami modifikasi di luar ketentuan standar teknis. Sebanyak 52,49% operator tercatat tidak melakukan penimbangan, 70,12% kendaraan tidak memiliki sertifikat uji laik jalan(KIR), serta 45,43% berada dalam kondisi ODOL. Analisis regresi menunjukkan perilaku negatif operator berpengaruh signifikan terhadap pemahaman kebijakan transportasi dengan koefisien determinasi R² = 0,491. Temuan ini menegaskan bahwa faktor teknis kendaraan dan perilaku operator merupakan determinan utama praktik ODOL. Kontribusi penelitian ini terletak pada penyediaan bukti empiris berbasis data lapangan mengenai determinan kepatuhan operator angkutan barang, serta menawarkan rekomendasi berupa penguatan penegakan hukum dan edukasi teknis guna mendukung keselamatan lalu lintas dan keberlanjutan infrastruktur jalan.