Pelayanan keperawatan profesional memerlukan penerapan model konseptual. Self-Care Deficit Theory oleh Dorothea Orem relevan bagi pasien pasca hospitalisasi yang sering mengalami defisit perawatan diri dan kecemasan. Teori ini berfokus pada peningkatan kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri guna mencapai kesehatan optimal. Penelitian ini bertujuan menganalisis konsep Self-Care Deficit Nursing Theory Orem, keterkaitannya dengan paradigma keperawatan, dan menguraikan penerapannya dalam asuhan keperawatan pasien pasca hospitalisasi. Penelitian ini menggunakan studi konseptual dan analisis kasus. Pengkajian dilakukan berdasarkan tiga pilar Orem: Basic Conditioning Factors, Therapeutic Self-Care Demand, dan Self-Care Agency. Kasus yang dianalisis adalah seorang pasien pasca hospitalisasi dengan Anemia yang mengalami defisit seperti intoleransi aktivitas, ansietas, dan risiko jatuh. Terdapat Self-Care Deficit yang jelas akibat ketidakseimbangan antara Self-care Agency yang rendah dan Therapeutic Self-care Demand yang tinggi. Sistem keperawatan yang diterapkan bervariasi: Partly Compensatory System untuk Intoleransi Aktivitas dan Supportive-Educative System untuk Ansietas dan Risiko Jatuh. Evaluasi menunjukkan bahwa intervensi berhasil meningkatkan kemampuan perawatan diri pasien dan mengurangi keluhan, didukung oleh peran penting dukungan keluarga. Penerapan Self-Care Deficit Nursing Theory Orem adalah kerangka kerja yang efektif untuk menilai kemandirian, mengidentifikasi defisit, dan merancang intervensi spesifik. Tujuannya adalah membantu pasien pasca hospitalisasi mencapai kemandirian dalam perawatan diri, mengurangi ketergantungan, dan mengoptimalkan perawatan di rumah.