Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dalam penanganan fakir miskin di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Program BPNT merupakan transformasi dari bantuan pangan konvensional menjadi bantuan berbasis non tunai yang bertujuan meningkatkan efektivitas, efisiensi, serta ketepatan sasaran bantuan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode evaluatif, dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap pelaksana program, pendamping sosial, e-warong, serta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa BPNT secara umum telah menjangkau sasaran yang tepat dan memberikan manfaat dalam mengurangi beban pengeluaran pangan keluarga miskin, khususnya kelompok fakir miskin. Namun, masih terdapat berbagai persoalan dalam implementasi di lapangan, seperti kualitas komoditas yang bervariasi, keterlambatan pencairan, serta belum optimalnya peran pendamping sosial karena keterbatasan sumber daya. Selain itu, terdapat pula permasalahan dalam pemutakhiran data DTKS yang menyebabkan ketidaktepatan sasaran, baik dalam bentuk eksklusi maupun inklusi yang salah. Program BPNT juga belum terintegrasi secara optimal dengan program pemberdayaan ekonomi, sehingga dampaknya masih bersifat jangka pendek dan belum signifikan dalam mendorong kemandirian keluarga penerima manfaat. Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh dan pembenahan sistem implementasi BPNT di tingkat lokal menjadi langkah penting agar program ini dapat menjadi instrumen efektif dalam pengentasan kemiskinan ekstrem secara berkelanjutan di Kota Banjarbaru.