ABSTRACT Mental health is a form of professional service that is an integral part of healthcare services, applying theories of human behavior as its science and the therapeutic use of self as its technique. Auditory hallucinations are one of the most common perceptual disturbances experienced by patients with mental disorders, in which patients hear unreal sounds that cannot be perceived by others. This symptom can trigger risky behaviors such as aggression, social withdrawal, and impaired social functioning. One of the nursing interventions that can be used to reduce the intensity of hallucinations is occupational therapy, particularly through leisure-time activities. This study aims to examine the effectiveness of implementing leisure-time occupational therapy in reducing auditory hallucination symptoms in patients at Prof. Dr. Muhammad Ildrem Mental Hospital, Medan. Occupational therapy is a form of supportive psychotherapy involving activities that foster independence in a manual, creative, and educational manner to adapt to the environment and improve the patient's physical and mental health status, as well as their sense of life purpose. The research method used is a case study involving two patients diagnosed with sensory perception disturbances: auditory hallucinations. The nursing care process included assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation. Leisure-time occupational therapy activities included sweeping and tidying up the bed, conducted over three days in six sessions. The results showed a decrease in hallucination frequency in both patients after they were able to carry out the activities independently and in a scheduled manner. Conclusion and recommendation: Leisure-time occupational therapy is an effective nursing intervention for managing auditory hallucinations. It is expected that this study can serve as a reference for future research on mental health nursing cases involving auditory hallucinations using leisure-time occupational therapy. ABSTRAK Kesehatan jiwa adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. halusinasi pendengaran merupakan salah satu gangguan persepsi yang sering dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa, di mana pasien mendengar suara-suara yang tidak nyata dan tidak dapat didengar oleh orang lain. Gejala ini dapat memicu perilaku berisiko seperti kekerasan, penarikan diri, hingga gangguan fungsi sosial. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat digunakan untuk mengurangi intensitas halusinasi adalah terapi okupasi,salah satunya adalah aktivitas waktu luang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas implementasi terapi okupasi aktivitas waktu luang dalam menurunkan gejala halusinasi pendengaran pada pasien di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan. Terapi okupasi merupakan salah satu bentuk psikoterapi suportif berupa aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif dan edukatif untuk beradaptasi dengan lingkungan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik dan mental pasien serta makna hidup tentang terapi okupasi berpengaruh pada perubahan gejala halusinasi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada dua pasien dengan diagnosis gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian hingga evaluasi. Kegiatan terapi okupasi aktivitas waktu luang antara lain menyapu, merapikan tempat tidur. proses terapi ini dilakukan selama tiga hari dalam enam kali pertemuan . Hasil penelitian terapi okupasi pada kedua pasien terjadinya penurunan frekuensi halusinasi setelah pasien mampu melakukan kegitan secara mandiri dan terjadwal. Kesimpulan dan saran : terapi okupasi aktivitas waktu luang merupakan intervensi keperawatan yang efektif dalam menangani halusinasi pendengaran. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dalam melakukan penelitian lanjutan pada kasus keperawatan jiwa dengan halusinasi pendengaran menggunakan terapi okupasi aktivitas waktu luang.