Latar Belakang : Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan terapi hemodialisis. Hemodialisis dapat berdampak pada kondisi psikologis pasien dan dapat menyebabkan depresi. Depresi yang tidak ditangani dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan depresi dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode analisis cross-sectional, dilakukan pada 42 sampel yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Skor depresi diukur menggunakan kuesioner BDI-II dan kualitas hidup pasien diukur menggunakan kuesioner KDQOL SF 36. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Spearman Rank. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia responden 54 tahun, berjenis kelamin perempuan (54,8%), tingkat pendidikan terakhir SMA (45,2%), mayoritas tidak bekerja (71,4%) dan lama menjalani hemodialisis >12 bulan (66,7%). Rata-rata responden tidak mengalami depresi (skor=9,93) dan mempunyai kualitas hidup baik (skor=69,97). Terdapat hubungan signifikan skor depresi dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD dr. Gondo Suwarno Kabupaten Semarang (p=0,001), dengan koefisien korelasi r = -0,489 yang menunjukkan kekuatan hubungan sedang dan arah hubungan negatif. Kesimpulan : Semakin menurun skor depresi, maka kualitas hidup pasien akan meningkat. Disarankan agar institusi pelayanan kesehatan tetap melakukan pengkajian dini mengenai depresi pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis karena depresi berpengaruh terhadap kualitas hidup.