Novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching menggambarkan pengalaman penyintas tragedi 1965 serta diskriminasi etnis Tionghoa di Indonesia. Melalui kisah tokoh-tokohnya, novel ini menyoroti persoalan trauma, ingatan, dan ketidakadilan yang dialami kelompok yang terpinggirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap representasi ingatan kolektif penyintas tragedi 1965 dan diskriminasi etnis Tionghoa dalam novel Dari Dalam Kubur dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik Lucien Goldmann. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan objek material berupa novel Dari Dalam Kubur dan objek formal berupa representasi ingatan kolektif penyintas serta diskriminasi etnis Tionghoa sebagaimana terefleksikan dalam teks. Data dikumpulkan melalui studi pustaka dan dianalisis melalui empat tahap: pembacaan struktur teks, pencarian homologi dengan struktur sosial, identifikasi subjek kolektif, serta interpretasi pandangan dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh dalam novel mengalami dilema antara mengingat dan melupakan, yang mencerminkan kondisi nyata penyintas yang dipaksa bungkam. Diskriminasi terhadap etnis Tionghoa ditampilkan sebagai kebijakan negara yang menindas dan diperkuat oleh segregasi sosial. Pemilihan pendekatan strukturalisme genetik didasarkan pada kemampuannya menjembatani karya sastra dengan konteks sosial-historis. Teori ini lebih diterima karena tidak hanya menelaah struktur teks, tetapi juga mengungkap homologi antara novel dan realitas penyintas, sehingga pandangan dunia kolektif dapat diidentifikasi secara lebih komprehensif. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa novel Dari Dalam Kubur merepresentasikan pandangan dunia penyintas: ingatan sebagai perlawanan, dan identitas sebagai martabat yang harus dipertahankan.