Penelitian ini bertujuan mengkaji unsur-unsur etnomatematika yang terdapat dalam Tarian Hama, sebuah tradisi budaya masyarakat Desa Painapang di Kabupaten Flores Timur. Tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi estetika dan ritual adat, tetapi juga memuat struktur matematika yang tersirat melalui gerak, pola lantai, formasi, dan ritme yang muncul dalam pertunjukannya. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi selama Oktober 2025. Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui proses reduksi, kategorisasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tarian Hama mengandung beberapa konsep matematika, terutama pada bidang geometri dan transformasi. Formasi lingkaran yang dibentuk para penari merepresentasikan konsep bangun datar, sedangkan gerakan memutar mengelilingi pusat (Lia Nama) menunjukkan transformasi rotasi. Selain itu, gerakan tangan penari menghasilkan representasi berbagai jenis sudut, seperti sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut tumpul. Temuan ini memperlihatkan bahwa matematika hadir secara alami dalam praktik budaya lokal, meskipun tidak disadari oleh masyarakat pelakunya. Di samping itu, Tarian Hama juga memuat nilai-nilai filosofis yang mencerminkan harmoni manusia–alam, simbol perlawanan terhadap gangguan, ungkapan syukur, serta solidaritas sosial. Penelitian ini menegaskan bahwa Tarian Hama berpotensi dijadikan sumber belajar matematika berbasis budaya lokal. Integrasi unsur budaya ke dalam pembelajaran memungkinkan siswa memahami konsep matematika secara kontekstual dan relevan dengan kehidupan mereka. Dengan demikian, studi ini tidak hanya memperkaya kajian etnomatematika, tetapi juga mendukung pelestarian budaya dan inovasi pedagogis di wilayah Flores Timur.