Stabilitas garis pantai merupakan isu krusial dalam pengelolaan wilayah pesisir, di mana dinamika utamanya dikendalikan oleh proses transpor sedimen. Pergerakan material di sepanjang pantai ini digerakkan oleh interaksi kompleks antara gaya hidrodinamis, terutama gelombang dan arus, dengan dasar perairan. Keseimbangan dalam proses ini sangat rentan terhadap perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor alamiah maupun antropogenik, yang dapat mengakibatkan perubahan signifikan pada morfologi pantai seperti erosi dan akresi. Pantai Senipah, yang terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, adalah salah satu kawasan pesisir strategis yang menopang kegiatan perekonomian masyarakat namun menunjukkan aktivitas morfodinamika yang tinggi. Adanya perubahan garis pantai yang teramati secara visual mengindikasikan berlangsungnya proses transpor sedimen secara aktif. Oleh karena itu, diperlukan studi kuantitatif untuk memprediksi volume dan arah pergerakan sedimen sebagai landasan ilmiah dalam merencanakan upaya rekayasa dan pengelolaan pantai yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan suatu model prediksi kuantitatif transportasi sedimen di Pantai Senipah sebagai tinjauan dasar untuk pembangunan bangunan pelindung pantai. Metodologi penelitian ini didasarkan pada pendekatan kuantitatif dengan menggunakan formula empiris dari CERC (1984) untuk menaksir laju transpor sedimen sejajar pantai (longshore sediment transport). Untuk mempermudah proses perhitungan, dilakukan beberapa penyederhanaan dan penetapan asumsi. Konfigurasi garis pantai yang kompleks diidealisasi menjadi lebih lurus dan teratur, dengan kemiringan dasar pantai ditetapkan sebesar 1:30. Input utama untuk model ini adalah data gelombang representatif yang dibangkitkan dari analisis data angin historis. Dipilih data dari tahun 2002, yang tercatat memiliki kecepatan angin tahunan tertinggi, untuk merepresentasikan kondisi energi gelombang yang signifikan. Berdasarkan analisis tersebut, parameter gelombang yang digunakan dalam perhitungan adalah tinggi gelombang rata-rata tahunan (H) sebesar 2 meter dengan periode (T) 8 detik. Sudut datang gelombang dari berbagai arah mata angin, seperti Timur, Tenggara, Selatan, dan Barat Daya, dianalisis untuk memetakan pergerakan sedimen secara komprehensif. Hasil perhitungan menunjukkan adanya rezim transpor sedimen dua arah (bidirectional) yang signifikan di sepanjang Pantai Senipah. Gelombang yang datang dari sektor Timur dan Tenggara secara kolektif menghasilkan pergerakan sedimen menuju ke arah Selatan dengan total volume mencapai 299,887.91 m³/tahun. Di sisi lain, gelombang yang berasal dari sektor Selatan dan Barat Daya mendorong pergerakan sedimen menuju ke arah Utara dengan total volume yang lebih besar, yaitu 329,080.65 m³/tahun. Dengan membandingkan total volume pergerakan dari kedua arah tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa arah dominan transpor sedimen netto di Pantai Senipah adalah menuju ke Utara, dengan laju tertinggi yang dipicu oleh gelombang dari arah Selatan.