Permasalahan utama dalam pembelajaran matematika di jenjang SMP terletak pada rendahnya kemampuan peserta didik dalam memahami konsep-konsep abstrak, khususnya pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV). Kondisi ini diperparah oleh keterbatasan bahan ajar yang belum sepenuhnya mendukung kemandirian belajar sebagaimana diamanatkan dalam Kurikulum Merdeka. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul pembelajaran berbasis Problem Based Learning (PBL) yang memenuhi kriteria kevalidan dan kepraktisan sehingga dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan pendekatan pengembangan (Research and Development) dengan mengadaptasi model ADDIE, yang meliputi tahapan analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian meliputi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 30 Padang, sedangkan instrumen yang digunakan terdiri atas lembar validasi dan praktikalitas yang diisi oleh ahli materi, guru, dan peserta didik. Data dianalisis secara deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul berbasis Problem Based Learning memperoleh tingkat validitas sebesar 72,7% dengan kategori valid, sedangkan tingkat kepraktisan mencapai 90,62% menurut guru dan 84,12% menurut peserta didik, keduanya tergolong sangat praktis. Modul ini dinilai efektif dalam meningkatkan partisipasi dan kemandirian belajar serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui kegiatan pemecahan masalah kontekstual. Dengan demikian, modul berbasis Problem Based Learning layak dijadikan alternatif bahan ajar untuk mendukung pembelajaran matematika yang adaptif terhadap prinsip Kurikulum Merdeka.