Prakasa, Nuhfarizki Lintang
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Makanan Di SMPN 4 Kintamani, Bangli Prakasa, Nuhfarizki Lintang; Subrata, I Made; Suardani, Nyoman
Mulawarman International Conference on Tropical Public Health Vol. 2 No. 2 (2025): The 4th MICTOPH
Publisher : Faculty of Public Health Mulawarman University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang membutuhkan respons cepat. Pada 14 Mei 2025, dilaporkan sejumlah siswa SMPN 4 Kintamani mengalami gejala akut keracunan setelah makan di kantin sekolah. : Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi sumber penyebab, pola penyebaran, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian. Penelitian ini menggunakan desain case-control dengan pendekatan kuantitatif. Subjek terdiri dari 16 siswa sebagai kasus (memiliki gejala keracunan) dan 32 siswa sebagai kontrol (tanpa gejala), dipilih secara purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner semi terstruktur, observasi sanitasi lingkungan, dan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel air. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan perhitungan odds ratio (OR) dengan CI 95% untuk menentukan hubungan antara konsumsi makanan dan kejadian keracunan. Gejala muncul 1–26 jam pascakonsumsi makanan, menunjukkan pola point source. Konsumsi ayam sisit berhubungan signifikan dengan kejadian keracunan (OR = 4,488; p = 0,004; CI 95%: 1,544 13,049). Seluruh kasus mengonsumsi ayam sisit. Uji laboratorium menunjukkan air minum mengandung Escherichia coli dan total coliform melebihi ambang batas. Kondisi kantin tidak higienis, dekat tempat sampah, dan banyak lalat mendukung kemungkinan kontaminasi silang. KLB diduga disebabkan oleh ayam sisit terkontaminasi, dengan faktor pendukung berupa sanitasi lingkungan yang buruk dan kualitas air tidak layak. Diperlukan peningkatan pengawasan kantin sekolah, pelatihan penjamah makanan, perbaikan sanitasi, dan penguatan surveilans dini untuk mencegah kejadian serupa.