Sektor pertanian, khususnya usahatani padi sawah, memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan pendapatan usahatani padi sawah berdasarkan status kepemilikan lahan (milik sendiri, sewa, dan sakap) di Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur. Penelitian dilakukan di tiga desa dengan produksi padi tertinggi menggunakan metode Snowball Sampling terhadap 45 petani. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif, termasuk analisis biaya dan pendapatan, serta uji beda ANOVA dan post hoc Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi per hektar relatif serupa pada ketiga sistem, yaitu berkisar antara Rp 28 juta–Rp 29 juta, dengan biaya tenaga kerja sebagai komponen terbesar. Pendapatan usahatani padi sawah tertinggi diperoleh petani pemilik lahan (Rp 8.992.416/ha), diikuti petani sewa (Rp 8.509.205/ha), dan terendah pada petani sakap (Rp 5.776.509/ha). Uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan signifikan (F = 9,350; p < 0,001), dan uji post hoc mengungkapkan bahwa perbedaan signifikan terdapat antara kelompok milik sendiri dengan sakap, serta sewa dengan sakap, sedangkan perbedaan antara milik sendiri dan sewa tidak signifikan. Temuan ini menegaskan bahwa status kepemilikan lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani, di mana sistem sakap cenderung menurunkan keuntungan penggarap. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar kebijakan dalam meningkatkan kesejahteraan petani padi sawah di daerah penelitian.