Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Kelayakan Usaha Tani Tembakau Rakyat (Rajangan) di Kabupaten Lombok Timur Ahmadi, Rizal
Jurnal Ilmiah Tata Sejuta STIA Mataram Vol 2 No 1 (2016): JURNAL ILMIAH Tata Sejuta STIA Mataram
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32666/tatasejuta.v2i1.158

Abstract

Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat penging bagi Indonesia. Komoditas ini di samping sebagai penghasil devisa negara dan cukai, juga dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA SEBAGI ALTERNATIF PEMBUATAN MIKROGANISME LOKAL DEKOMPOSER PADA KUBE PEMUDA GUBUK TIMUK Ahmadi, Rizal; Sarlan, Muhamad; Wadi, Ikhwan
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19260

Abstract

Abstrak: Mikro organisme lokal berfungsi sebagai nutrisi bagi tanaman dan menjadi pembenah tanah. Selain itu MOL juga sebagai bahan dekomposer pengganti EM-4 ataupun MA-11. Pembuatan MOL sangat mudah didapatkan dari limbah rumah tangga seperti sayuran, buaha-buahan dan nasi yang tidak dimamfaatkan.Sebagai upaya menjaga lingkungan yang berkelanjutan dan mengurangi biaya produksi pembuatan pupuk organik. Sistem evaluasi yang digunakan dalam pembuatan mol adalah dengan menyiapkan media-media dan di campur aduk dengan campuran EM-4 dan didiamkan selama satu bulan. Selain itu penguatan kelembagaan pada KUBE Pemuda Gubuk Timuk juga menjadi perhatian. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu: pemamfaatan limbah rumah tangga sebagai alternatif pembuatan MOL sebagai dekomposer dan pelatihan manajmen keuangan sederhana pada KUBE Pemuda Gubuk Timuk, Desa Sukadana, Kabupaten Lombok Timur. Metode pengabdian menggunakan rekayasa sosial dimana, seluruh peserta kegiatan berpartisipasi aktif bersamatim pengabdian dan kelompok KUBE. Hasil pengabdian menunjukkan sebanyak 80 persen KUBE telah memahami dengan baik proses pembuatan Mol. Indikator keberhasilan yang dicapai oleh mitra dalam pembuatan MOL adalah dari segi hasil produksi, masyarakat merasa puas dengan produk yang dibuat sehingga banyaknya pesanan dari masyarakat, sebagian besar anggota kelompok pemuda gubuk timuk memhami cara produksi MOL dengan baik, adanya produksi MOL yang sudah di dilakukan. Bahwa petani merasa puas dengan hasil yang di dapatkan sehingga para petani ingin terus melakukan pemesanan produk MOL. Dengan demikian program pembuatan MOL pada pemuda gubuk timuk Desa Sukadana memiliki andil yang cukup besar dalam merubah paradigma masyarakat tentang sampah rumah tangga.Abstract: Local microorganisms function as nutrients for plants and become soil improvers. In addition, MOL is also a decomposer material to replace EM-4 or MA-11. Making MOL is very easy to obtain from household waste such as vegetables, fruits and rice that are not utilised as an effort to maintain a sustainable environment and reduce the production costs of making organic fertiliser. The evaluation system used in making MOL is to prepare the media and mix it with EM-4 mixture and let it sit for one month. In addition, institutional strengthening of the Gubuk Timuk Youth KUBE is also a concern. The objectives of this service activity are: Utilisation of household waste as an alternative to making MOL as a decomposer and training in simple financial management at the Gubuk Timuk Youth KUBE, Sukadana Village, East Lombok Regency. The service method uses social engineering where all activity participants actively participate with the service team and the KUBE group. The results of the service showed that 80 per cent of KUBE had a good understanding of the process of making moles. Indicators of success achieved by partners in making MOL are in terms of production results, the community is satisfied with the products made so that many orders from the community, most members of the youth group gubuk timuk understand how to produce MOL well, the existence of MOL production that has been done. That farmers feel satisfied with the results obtained so that farmers want to continue to order MOL products. Thus the MOL production programme for the youth of gubuk timuk Sukadana Village has a significant contribution in changing the community paradigm about household waste. 
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS (Ananas comosus L.) POLA TANAM MONOKULTUR DI KECAMATAN PRINGGASELA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Fikri, Unul; Ahmadi, Rizal; Ningsih, Dwi Haryati; Anwar, Muhammad
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 12, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v12i1.17396

Abstract

Industri tanaman hortikultura sangat penting bagi pertumbuhan pertanian di Indonesia, Komoditas hortikultura seperti nanas dapat dikembangkan untuk mendapatkan keuntungan finansial. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani nanas pola tanam monokultur di Kecamatan Pringgasela, 2) Kelayakan usahatani nanas pola tanam monokultur di Kecamatan Pringgasela. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan menggunakan teknik survey. Lokasi penelitian ini dilakukan di tiga desa yaitu Desa Jurit, Desa Pringgasela dan Desa Pengadangan Barat, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur dipilih secara purposive. Penentuan responden menggunakan quota sampling sebanyak 30 orang. Data dianalisis dengan analisis biaya, penerimaan, pendapatan, dan R/C Ratio. Kesimpulan penelitiaan yaitu, rata-rata biaya produksi usahatani nanas pola tanam monokultur di Kecamatan Pringgasela sebesar Rp46.618.450/LLG/musim tanam atau Rp74.193.025/Ha/musim tanam, jumlah penerimaan Rp30.788.083/LLG/musim tanam atau Rp208.150.796/Ha/musim tanam, pendapatan yang diperoleh sebesar Rp84.169.633/LLG/musim tanam atau Rp133.957.771/Ha/musim tanam, Nilai R/C ratio 2,8, artinya usahatani nanas pola tanam monokultur di Kecamatan Pringgasela layak untuk diusahakan
Pelatihan Manajemen Administrasi Pembukuan Kelompok Tani Ternak (KTT) Berlian Desa Sukadana Prasetyowati, Rini Endang; Ningsih, Dwi Haryati; Ahmadi, Rizal; Sarlan, Muhamad; Muhammad Anwar
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Teknologi Tepat Guna Vol. 1 No. 04 (2025): Inovasi Inklusif dan Teknologi Tepat Guna untuk Kesejahteraan Sosial
Publisher : PT LIB Research Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63982/dharmabakti.h75cvk19

Abstract

Dalam upaya mendukung penguatan ekonomi produktif di kalangan masyarakat, Kelompok Tani Ternak (KTT) Berlian hadir sebagai organisasi sosial yang secara khusus berfokus pada sektor peternakan. Salah satu bentuk usaha yang telah dikelola secara optimal oleh kelompok ini adalah dalam bidang produksi sapi. Pengabdian ini dirancang dengan tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan anggota KTT Berlian dalam mengelola aspek manajerial administrasi serta pembukuan kelompok, khususnya dalam pencatatan keuangan pada kegiatan penggemukan sapi. Pendekatan program ini dilaksanakan melalui metode pelatihan yang menitikberatkan pada penguatan tata kelola administratif dan keuangan kelompok. Proses pelaksanaan kegiatan terbagi dalam beberapa tahap, dimulai dari (1) fase persiapan yang mencakup koordinasi pelaksanaan program selama kurun waktu tiga bulan melalui serangkaian survei, observasi lapangan, serta diskusi kelompok terfokus (FGD) yang melibatkan tim pelaksana, mahasiswa, dan anggota KTT Berlian. Pada fase ini, berbagai hal teknis yang berkaitan dengan pendampingan program dipersiapkan secara matang. Kemudian berlanjut pada (2) fase implementasi yang dilangsungkan berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara pihak tim pengusul, mahasiswa, dan KTT Berlian. Tahap ini meliputi penyelenggaraan pelatihan manajemen administrasi dan keuangan. Selama pelaksanaan program, perkembangan kegiatan dipantau secara berkelanjutan dan disertai dengan sesi evaluasi serta diskusi mengenai efektivitas program. Evaluasi ini dilakukan dalam jangka waktu satu minggu. Berdasarkan hasil pelatihan yang telah dilaksanakan, ditemukan adanya peningkatan yang signifikan dalam pemahaman anggota KTT Berlian, khususnya dalam menyusun sistem administrasi kegiatan dan laporan keuangan kelompok. Temuan tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan pelatihan dan pendampingan manajemen administratif dan keuangan mampu berkontribusi terhadap keberlanjutan serta efisiensi operasional kelompok. Nilai strategis dari kegiatan ini terletak pada penerapan model pelatihan yang berbasis pada prinsip pemberdayaan masyarakat, dengan pendekatan melalui kelompok sosial sebagai sarana penguatan sistem administrasi dan akuntabilitas keuangan organisasi
Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur Tamimi, Muzammi Ditya; Iskandar, Muhammad Joni; Ahmadi, Rizal
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis Vol 6 No 1 (2026): Oktober 2025 - Januari 2026 (In Progress)
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jago.v6i1.1502

Abstract

Sektor pertanian, khususnya usahatani padi sawah, memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan pendapatan usahatani padi sawah berdasarkan status kepemilikan lahan (milik sendiri, sewa, dan sakap) di Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur. Penelitian dilakukan di tiga desa dengan produksi padi tertinggi menggunakan metode Snowball Sampling terhadap 45 petani. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif, termasuk analisis biaya dan pendapatan, serta uji beda ANOVA dan post hoc Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi per hektar relatif serupa pada ketiga sistem, yaitu berkisar antara Rp 28 juta–Rp 29 juta, dengan biaya tenaga kerja sebagai komponen terbesar. Pendapatan usahatani padi sawah tertinggi diperoleh petani pemilik lahan (Rp 8.992.416/ha), diikuti petani sewa (Rp 8.509.205/ha), dan terendah pada petani sakap (Rp 5.776.509/ha). Uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan signifikan (F = 9,350; p < 0,001), dan uji post hoc mengungkapkan bahwa perbedaan signifikan terdapat antara kelompok milik sendiri dengan sakap, serta sewa dengan sakap, sedangkan perbedaan antara milik sendiri dan sewa tidak signifikan. Temuan ini menegaskan bahwa status kepemilikan lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani, di mana sistem sakap cenderung menurunkan keuntungan penggarap. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar kebijakan dalam meningkatkan kesejahteraan petani padi sawah di daerah penelitian.