Perkembangan teknologi membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan, khususnya melalui penggunaan pembelajaran daring sebagai pengganti pembelajaran secar luring.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektifan metode pembelajaran luring dan daring berdasarkan pengalaman mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Palangka Raya. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif dengan teknik survei, melibatkan 108 responden yang dipilih melalui purposive sampling, yaitu mahasiswa yang telah menjalani kedua jenis metode pembelajaran tersebut. Pengukuran variabel dilakukan menggunakan skala Likert 1-4, kemudian dianalisis melalui statistik deskriptif dengan bantuan SPSS versi 27. Penilaian efektivitas didasarkan pada lima indikator menurut model John Carroll, yaitu sikap, kemampuan memahami instruksi, ketekunan, kesempatan, dan kualitas pengajaran.Temuan penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tatap muka mendapatkan skor efektivitas yang lebih tinggi pada sebagian indikator, terutama dalam hal kualitas pengajaran (3,38) dan kemampuan memahami instruksi (3,29), yang mengindikasikan bahwa mahasiswa lebih mudah menangkap materi saat disampaikan secara langsung. Di sisi lain, pembelajaran daring menunjukkan nilai efektivitas tertinggi pada indikator ketekunan (3,47), sehingga menunjukkan bahwa mahasiswa masih memiliki tingkat komitmen yang tinggi saat mengikuti kelas secara daring. Namun, untuk aspek sikap (2,71) dan kesempatan berinteraksi (2,93) dalam pembelajaran online, masih tergolong cukup dan menjadi tantangan utama. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa FISIP UPR menganggap pembelajaran tatap muka lebih efektif, khususnya dalam kualitas pengajaran penyampaian materi. Temuan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi lembaga dalam merancang model pembelajaran yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan di era digital